Agartha

Ailleaiyyah
Chapter #18

BAB 2- CHAPTER -15 Peperangan yang benar-benar terjadi

Sundy sedang duduk termenung didalam kamarnya, kini ia sedang menetapkan pilihannya. Ia telah mengetahui lokasi kakaknya dan lokasi itu tidak berada didalam bumi namun berada di dimensi lain Agartha, portal Narnia yang dulu mereka kunjungi lewat portal misterius dibatang pohon sekolah mereka. Akhirnya setelah berfikir lama, Sundy memutuskan membuat replika dirinya dan ia kemudian membuat portal yang menghubungkannya ke dimensi tengah, Agartha. Memasuki portal membuatnya sedikit mual akibat terlalu banyaknya cahaya kilat yang menyilaukan matanya. Sepuluh menit perjalanan akhirnya ia sampai di negeri tanah lembab, negeri itu sedikit berbeda bentukannya sejak ia datang untuk pertama kalinya. Tanahnya tidak lagi terlalu lembab dan sebagian terlihat mengering, pepohonan dihutannya mulai layu juga banyaknya hewan yang mati, ‘sepertinya negeri ini mengalami hal yang sulit’ pikirnya.

Suara deru langkah ribuan kaki terdengar menggetrkan tanah yang ditapakinya, Sundy dibuat heran dengan ada apa dengan Negeri tersebut. Ia kemudian mempercepat lengkahnya, alangkah terkejutnya ketika ia melihat peperangan yang besar dihadapannya namun ia tidak melihat pihak lawan satupun, ia hanya melihat pasukan terseut mengegelingi sesuatu disana. Tak lama, suara ledakan besar terdengar begitupun dengan banyak pasukan iblis yang terlempar lalu menjadi debu seketika, peristiwa yang membuat bulu kuduk Sundy meremang dan juga rasa takutnya yang tiba-tiba bermunculan , benaknya berteriak lari namun tubuhnya terkaku bagai patung.

Disana, ia melihat tubuh yang lebih kecil dan pendek darinya, kini tubuh itu berwujud sama seperti tujuh tahun silam, Cateliya dibawah salju. Badan yang terukir tatto bunga lamba kedewasaan, bersinar redup, mata yang terlihat seperti neraka dan rambut yang berkobar indah. Setitik air mata mengalir dipipinya, setelah sekian lama ia merindukan Cateliya, kini ia bisa melihatnya kembali. Tanpa ragu, Sundy berlari mendekati Cateliya membuat para iblis terkejut dengan kehadiran manusia lain yang berlari kencang mendekati gadis monster itu, mereka berfikir manusia itu akan mati segera mungkin.

“KAKAK!!” teriak Sundy berulang kali namun ketika jaraknya dengan Cateliya tinggal lima meter, sebuah gelembung raksasa berwarna hijau mengangkat jauh keudara, gelembung itu meledak mendadak membuat tubuh Sundy jatuh dengan cepat menghantam tanah dengan sangat keras. ‘Bukankah pria itu memanggilnya kakak? Tapi mengapa gadis itu sangat tega membunuh adiknya sendiri!’ pikir Arita begitupun para iblis yang menyaksikan adegan tiga menit tersebut. Tanpa menoleh sekalipun, Cateliya kembali menyerang menghempaskan musuhnya menjauh. Sundy terbangun tanpa luka sedikitpun, tapi jujur rasanya sangat sakit ketika Cateliya menghempaskannya ketanah. Saat ia ingin memeluk Cateliya, gadis itu telah menghilang meninggalkannya sendirian. Alentera dengan cepat memerintahkan pasukannya untuk mengepung pria tulen bodoh dihadapannya, akhirnya Sundy tertangkap lalu dibawa kedalam istana untuk introgasi.

“Sudah kubilang aku bukan musuh kalian,! Aku hanya ingin menjemput kakakku saja!” teriak Sundy ketika para petinggi iblis itu semakin memojokkannya dan berniat menjadikannya tersangka seperti kakaknya. “Bagaimana aku harus percaya padamu?” tanya Alentera tajam. “Aku akan membantu kalian dalam peperangan dan membawakan Cateliya kehadapanmu Yang Mulia” jawab Sundy. “Bagaimana bisa? Sedangkan kau tidak mempunyai keistimewaan apapun” sarkas Alentera membuat Sundy menganggkat alisnya. “Tidak ada manusia yang bisa datang ke Negeri ini Yang Mulia” ujar Sundy meremehkan. Alentera mengakui perkataan remaja didepannya itu benar, manusia biasa tidak akan bisa memasuki negeri itu tanpa bantuan sihir atau bantuan iblis lain. “Baiklah kalau begitu, aku menempatkan menjadi pasukan paling depan , pemimpin semua pasukan” ujar Alentera final. Para iblis yang menyaksikan sesi introgasi itu merasa kasihan padanya, ia akan mati dengan cepat. ‘Kakak, aku bersumpah akan membawamu kembali’ batin Sundy menunduk dalam meredakan rasa sakit dihatinya.

 

Lihat selengkapnya