Agent of Change

Rina F Ryanie
Chapter #12

Trauma

 “Memang kamu nggak becus! Nggak bisa dipercaya! Kamu sendiri yang minta ngantar Paquita pulang, kamu sendiri yang menyelakakan!” umpat Ronald seraya menunjuk-nunjuk ke muka Arya yang tertunduk menatap ubin rumah sakit yang sebagian retak-retak.

”Aku memang salah, Ron. Aku antar dia pulang karena dia searah, nggak jauh dari tempat kosku. Jadi kupikir apa salahnya? Hanya saja aku nggak sampai kepikiran yang bakal terjadi terhadap Paquita setelah kutinggalkan,” jawab Arya penuh penyesalan.

“Harusnya kamu tunggu sampai dia benar-benar masuk rumah dengan aman. Bukan meninggalkannya begitu saja!” Suara Ronald makin meninggi sehingga menarik perhatian beberapa orang yang sama-sama tengah menunggu pasien UGD.

“Kamu juga harus tahu, pikiranku sedang tidak fokus gara-gara mikirin Wiwid yang entah gimana nasibnya sekarang. Belum lagi rekan kita yang dikabarkan banyak yang terluka bahkan ada yang hilang,” sanggah Arya sedikit membela diri dengan suara yang sengaja dibuat pelan agar tak mengganggu sekitar.

Ronald tak puas memaki Arya. Ia melampiaskan amarahnya lewat kepalan tangan yang meninju-ninju dinding ruang UGD. Melihatnya, Arya semakin merasa bersalah. Pagi itu Arya baru bisa mengabari Ronald tentang kejadian yang menimpa Paquita tadi malam.

Seorang perawat menghampiri Arya dan Ronald. Ia menanyakan kelurga yang akan bertangging jawab atas tindakan medis terhadap Paquita. Arya dan Ronald saling tatap kebingungan. Jelas sekali mereka kebingungan karena tak ada satu pun keluarga Paquita berada di rumah, dan tak ada yang bisa menghubungi.

“Saya akan mencoba menghubungi keluarga Paquita. Mudah-mudahan setelah telepon genggamnya menyala kembali, akan ada panggilan atau SMS yang masuk.” Arya memberi keterangan untuk meyakinkan pihak rumah sakit.

“Kamu pacarnya?” tanya perawat itu kepada Arya. Sontak saja lelaki muda itu gelagapan sambil melirik ke arah Ronald yang mukanya semakin memerah.

“Saya pacarnya, Sus! Gimana keadaannya? Apa Paquita sudah siuman?” sambar Ronald diikuti rasa penasarannya tentang keadaan kekasihnya.

“Sudah, tapi dia bilang sementara ini nggak mau ditemui siapa pun. Kelihatannya dia masih syok. Tadi sempat mengamuk sebentar, tapi sudah kamu berikan suntik penenang. Biarkan dulu sampai ia agak tenang, dan jangan ditinggal jauh-jauh sampai ada keluarganya yang datang.”

Perawat itu kembali masuk ke ruang UGD. Sebelumnya, ia memberi tahu Arya dan Ronald bahwa Paquita akan dipindahkan ke ruang rawai inap nanti malam, menunggu pasien yang pulang.

Lihat selengkapnya