Miliaran tahun yang lalu, di tata surya Exon, yang berjarak sekitar 3000 tahun cahaya dari Bumi, terjadi ledakan dahsyat di inti mataharinya. Ledakan ini menghasilkan pecahan energi luar biasa yang terlempar ke seluruh penjuru galaksi, salah satunya mengarah ke Bima Sakti. Pecahan energi tersebut awalnya sebesar 100 kali Bumi, namun selama tiga juta tahun perjalanannya melalui ruang angkasa, ukurannya menyusut akibat panas dan gesekan dengan materi ruang hampa. Ketika mencapai atmosfer Bumi, pecahan tersebut telah mengecil menjadi sebesar bola sepak, namun memiliki kepadatan yang luar biasa.
Pada tanggal 17 April 1955, pecahan berlian kosmik ini menghantam bukit di atas Dusun Legetang, Jawa Tengah. Tabrakan itu menghancurkan bukit dan menyebabkan tanah longsor yang menimpa seluruh desa, menewaskan seluruh penduduk Dusun Legetang. Tak seorang pun dari penduduk Legetang yang selamat, dan desa itu terkubur di bawah tanah selamanya. Kejadian itu dianggap sebagai gempa bumi oleh penduduk sekitar Pegunungan Dieng, yang hanya bisa menyaksikan kehancuran dari kejauhan.
Namun, tabrakan berlian kosmik ini tidak berhenti di sana. Pecahan berlian terus menabrak hingga mencapai puncak Gunung Dieng, memicu letusan gunung yang dahsyat. Letusan itu memunculkan banyak kawah baru, mengubah lanskap Gunung Dieng selamanya. Bencana ini meninggalkan bekas mendalam pada penduduk setempat, yang tidak pernah menyadari bahwa penyebab utama bencana itu adalah benda dari luar angkasa, bukan murni fenomena alam.