Anita terdiam, mencerna setiap kata yang disampaikan oleh dirinya dari masa depan. "Jika benar demikian, bagaimana aku bisa memulai penelitian dengan sumber daya terbatas di sini?" tanyanya dalam hati.
"Pertama, kau harus memusatkan energi pikiranmu melalui neuroimplant. Corelith memiliki kemampuan untuk merespons gelombang pikiranmu," jelas suara dari masa depan. "Gunakan pikiranmu untuk menciptakan resonansi dengan vibrasi dari Corelith. Itu akan menjadi kunci untuk membangkitkan kekuatannya.”
Anita mengangguk perlahan. Meskipun terdengar rumit, ia tahu bahwa ini adalah petunjuk terbaik yang ia miliki saat ini. “Baik, aku akan mencoba,” ucapnya mantap. Dengan menghela napas panjang, ia menutup matanya dan mulai memusatkan pikiran. Neuroimplant di otaknya bergetar lembut, seolah merespons perintah yang ia berikan.
"Lakukan perlahan. Jangan terburu-buru," suara itu mengingatkan. "Dan jangan lupakan diamerion. Ia adalah katalis yang akan mengaktifkan kekuatan penuh dari Corelith."
Perlahan tapi pasti, Anita merasakan adanya perubahan energi di sekitar liontin yang ia pegang. Cahaya redup mulai bersinar dari Corelith. “Aku bisa merasakannya...” Anita tersenyum, merasakan kehangatan yang menjalar dari liontin menuju tubuhnya. “Ini hanya permulaan,” bisik suara dari masa depan, sebelum akhirnya menghilang.
Dengan petunjuk baru tersebut, Anita bersiap untuk melanjutkan penelitiannya. Kini, ia memiliki arah yang jelas untuk menelusuri kekuatan di dalam Corelith dan diamerion, serta cara mengaktifkannya.