Agnadita melangkah masuk ke dimensi kerajaan kuno, melalui portal cahaya yang dibuka oleh Patih Suntawijaya. Di sekelilingnya, terbentang pemandangan indah nan megah dengan arsitektur khas kerajaan masa lalu. Pepohonan hijau, kolam air jernih, dan bangunan batu dengan ukiran kuno mengelilinginya. Ia terpesona melihat bagaimana tempat ini terasa tenang, namun juga menyimpan kekuatan yang sangat besar.
Mahapatih kerajaan, Patih Suntawijaya, berdiri di depan aula besar yang dikelilingi patung-patung para leluhur. “Selamat datang, Agnadita,” katanya dengan suara tenang namun penuh wibawa. “Di sinilah perjalananmu untuk menyempurnakan penguasaan Gada Mustika Seta akan dimulai. Kau memiliki kekuatan, tetapi mengendalikannya membutuhkan kebijaksanaan dan latihan yang panjang.”
Agnadita mengangguk dengan penuh tekad. “Aku siap, Patih. Ajari aku apa yang harus kulakukan.”
Patih Suntawijaya tersenyum dan memberi isyarat agar ia mengikuti. Mereka berjalan menuju lapangan terbuka, di mana terlihat beberapa patih kerajaan lainnya sedang berlatih seni bela diri dan menggunakan berbagai senjata kuno. “Pertama-tama, kita harus melatih kemampuan dasar mengendalikan gada ini. Gada Mustika Seta adalah senjata yang bisa beradaptasi dengan energimu, tetapi hanya jika kau dapat menyelaraskan pikiran dan tubuhmu dengannya.”
Latihan Hari Pertama
"Mulailah dengan memegang Gada Mustika Seta, rasakan aliran energi di dalamnya," perintah Patih Suntawijaya. Agnadita mengikuti perintah itu dan merasakan aliran kekuatan dari gada, yang memancar ke seluruh tubuhnya. "Sekarang, gerakkan senjatamu sesuai dengan arus energinya. Jangan paksa, biarkan ia mengalir melalui lenganmu," lanjut Patih.
Agnadita mulai melambaikan gada, mencoba mengikuti aliran energi tersebut. Namun, setiap kali ia berusaha mengontrol gerakannya, gada itu terasa semakin berat.
“Ini... tidak seperti yang kubayangkan,” gumam Agnadita.