Josephine Braza, seorang pengusaha muda yang penuh ambisi, dikenal sebagai pemimpin generasi ketiga dari klan Braza. Dia telah meraih kesuksesan besar dalam bidang teknologi dan bisnis, membawa keluarganya menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Tinggal di sebuah kota besar di Amerino, dekat perbatasan Kutub Utara, Josephine adalah sosok wanita tangguh yang selalu menantang batasan.
Meskipun hidup dalam kemewahan di kota besar, Josephine memiliki hasrat dan obsesi terhadap penemuan baru. Baginya, alam yang masih misterius selalu memikat dan menantang untuk dieksplorasi. Kutub Utara adalah salah satu wilayah tersebut—tempat yang ekstrem, yang belum pernah dijamah oleh manusia. Beberapa laporan menyebutkan adanya energi dan sumber daya misterius yang terkandung dalam es abadi di sana, dan ini cukup menarik perhatian Josephine.
Hari itu, Josephine berdiri di jendela ruang kerjanya yang luas, memandang ke arah utara dengan tatapan penuh tekad. Dia telah merencanakan perjalanan ini selama bertahun-tahun, mengumpulkan informasi dan merancang perlengkapan canggih yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem. Dengan tangan yang gemetar karena antisipasi, dia menekan tombol interkom dan berbicara kepada tim penelitinya. "Persiapkan peralatan. Kita akan berangkat ke Kutub Utara," ucapnya dengan nada tegas.
Tak lama setelah itu, Josephine bersama timnya memulai perjalanan menuju daerah terlarang yang dikenal dengan cuaca ekstrem dan medan berbahaya. Kendaraan penelitian yang mereka gunakan dilengkapi dengan teknologi paling mutakhir, termasuk sistem penghangat otomatis, lapisan pelindung terhadap radiasi dingin, dan sensor untuk mendeteksi anomali medan magnet di daerah tersebut.
Selama perjalanan, Josephine duduk di dalam kabin kendaraan, mengamati monitor yang menampilkan cuaca di luar. Badai salju menerjang tanpa ampun, dan suhu turun drastis hingga di bawah nol derajat. Salah satu asisten penelitinya, Dr. Colson, duduk di seberang meja dengan ekspresi khawatir.