Setelah pertempuran yang dahsyat dengan Josephine Braza, suasana Dieng masih terasa tegang. Agnadita berdiri di atas bukit, memandang kerusakan yang telah terjadi. Semburat kesedihan menyelimuti hatinya ketika melihat rumah-rumah warga yang rusak, pepohonan yang tercerabut, dan sisa-sisa energi yang masih menggantung di udara.
Penduduk kota yang ketakutan mulai berkumpul, mencari penjelasan atas apa yang baru saja terjadi. Beberapa orang mendekati Agnadita dengan wajah penuh rasa ingin tahu dan kekhawatiran. Salah seorang penduduk akhirnya memberanikan diri bertanya, "Siapakah kau, dan mengapa semua ini terjadi?"
Agnadita memandang mereka dengan tatapan lembut. "Aku adalah pelindung bumi. Pertarungan ini adalah bagian dari usaha untuk menjaga dunia kita dari ancaman yang berbahaya. Aku minta maaf atas semua kerusakan yang terjadi," katanya dengan nada penuh penyesalan.
Pemulihan dan Rencana Ke Depan:
Sementara itu, Josephine Braza yang mundur ke markasnya di kota besar Amerino tidak tinggal diam. Kekalahan ini hanya memperkuat tekadnya untuk menemukan cara baru menguasai kekuatan Corelith dan Diamerion. Meski merasa frustrasi, dia memutuskan untuk kembali ke laboratorium, mempelajari artefak Thienem dengan lebih mendalam. Josephine tahu, hanya dengan menguasai kekuatan alien ini dia bisa menjadi penguasa dunia baru.
Di sisi lain, Agnadita mulai bekerja sama dengan warga Dieng dan para ilmuwan yang berpihak padanya untuk memulihkan keadaan. Dia juga merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan dan pemahamannya tentang kekuatan yang kini dia miliki. Para ilmuwan dan ahli dari seluruh dunia mengulurkan tangan, menawarkan bantuan untuk memahami lebih jauh tentang teknologi dan senjata dari kerajaan kuno yang kini dimilikinya.
Diskusi dan Latihan: