Sejak pertemuan mereka di kafe kecil di kaki Gunung Dieng, hubungan antara Anita dan Alex mulai berkembang. Setiap akhir pekan, mereka menyempatkan diri untuk bertemu, baik untuk sekadar minum kopi bersama atau berjalan-jalan di sekitar pegunungan. Kedekatan yang awalnya didasari rasa saling menghormati dan rasa nyaman, perlahan-lahan berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam.
Alex yang sederhana namun penuh perhatian selalu menunjukkan minat yang tulus terhadap kehidupan Anita, meskipun ia belum mengetahui bahwa Anita sebenarnya adalah Agnadita, sang pahlawan super pelindung Bumi. Setiap kali mereka berbincang, Alex selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan ruang bagi Anita untuk berbicara tentang impian, harapan, dan kesibukannya di laboratorium.
"Aku kagum dengan semangatmu," ucap Alex suatu hari ketika mereka sedang menikmati pemandangan matahari terbenam dari puncak bukit. "Tidak banyak orang sepertimu, Anita. Kamu punya visi yang besar."
Anita tersenyum, merasa tersentuh oleh kata-kata Alex. "Terima kasih. Kadang aku merasa terbebani dengan semua itu, tapi di saat yang sama, aku tahu ini yang harus aku lakukan."
Alex menatap Anita dengan penuh rasa ingin tahu. "Apa yang membuatmu begitu bersemangat dalam melakukan apa yang kamu lakukan? Maksudku, kau seolah punya misi besar dalam hidup ini."