Agus Career

agung sulistiono
Chapter #1

Salah Alamat

Cerita ini adalah lanjuatan dari Novel Mahasiswa Labil tokohnya sama dengan yang di dalam novel tersebut.

Agus yang sudah lulus dari Universitas dan otomatis menyandang gelar Sarjana S1 masih berpikir di mana dia akan mengirimkan lamaran. Perusahaan atau kantor mana yang mau menerima mahasiswa dengan nilai IP dibawah 2,5 tepatnya 2,35 karena itulah nilai yang didapat dari hampir 7 tahun kuliah (terlalu kata Iparnya Agus-seperti lagunya Bang Rhoma). Mungkin kalau di rangking Agus mungkin nilainya di kisaran rangking terbawah, karena setahu Agus teman-temannya yang lulus kuliah IP-nya minimal 2,5. meskipun begitu Agus masih ada rasa syukur karena sudah lulus dari kuliah tidak jadi di DO.

Ketika masih di Semarang Agus yang merasa punya kemampuan untuk membuat desain menggunakan komputer mengunakan Photoshop mencoba melamar di perusahan desain di Semarang di sekitar Java Mall, Agus mencoba membuat rancangan desain dan dibawanya untuk melamar pekerjaan. Agus kemudian rental komputer di Warnet yang punya program aplikasi pengolah grafis Photoshop dan Corel Draw. Agus kemudian membuat desain tulisan dan bentuk-geometris dengan aplikasi Photoshop dan diprint untuk portofolio melamar pekerjaan di studio desain, tetapi Agus belum berhasil waktu itu.

Hari itu Agus sudah di rumahnya dan telah membolak-balik koran harian dan sedang mencari kolom lowongan pekerjaan. Akhirnya ketemu lowongan pekerjaan yaitu sebagai pengawas gudang di daerah Semarang. Akhirnya Agus membuat lamaran di perusahaan tersebut. Agus menyiapkan syarat-syarat untuk memasukkan lamarannya. Ada foto copy legalisir ijazah terakhir S1 dan syarat-syarat yang lain. Agus kemudian berangkat ke Semarang di alamat yang dimaksud supaya bisa langsung diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Agus berangkat pagi-pagi dari terminal di kotanya menuju Kota Semarang. Perjalanan diiringi gejolak hati untuk diterima bekerja sesuai dengan pendidikan yang telah ditempuhnya minimal jadi penjaga gudang itu sudah mending. Terbayang dia menjadi penjaga gudang mengawasi anak buah yang mengurusi barang-barang di gudang. Hatinya cukup punya kebanggaan jika jadi diterima menjadi penjaga gudang. Agus sudah tidak memikirkan idealisme sebagai lulusan peneliti di ilmu astrobiologi karena melihat nilainya yang kurang unggul jadi apapun pekerjaannya diterima apalagi pekerjaan yang terlihat lebih keren karena mengawasi anak buah.

Lihat selengkapnya