Ahlan Wa Sahlan

Nuzulul Rahma
Chapter #2

Sebelum Lahirnya Satria

Langit pagi selalu memiliki cerita. Ribuan bahkan jutaan ribu makhluk telah berhambur mengais nafkah untuk menyambung hidup. Hewan melata, hewan terbang di angsa pun hewan yang hidup di perairan telah menikmati hasil pencariannya.

Ada yang berbeda dengan langit hari ini. Mendung mengepal seakan di seluruh belahan bumi. Geluduk memekakkan telinga bersaut-sautan. Kilat menyilaukan mata bermunculan. Pohon-pohon yang bergerak tenang mulai merasa guncangan tak setabil. "Pertanda apa ini mas?" Keluh seorang ibu yang tengah mengandung tua, usia kehamilannya sudah memasuki 9 bulan lebih 1 hari.

"Enggak ada apa-apa. Ayo makan sarapanmu!" Perintah sang suami dengan tegas. Wajah tenang yang disuguhkan olehnya perlahan tersirat kekhawatiran yang tak terkira.

"Kamu khawatir mas?" Tebak si istri, memasukkan sesuap demi sesuap makanan ke mulut.

"Enggak, kamu tunggu sini. Mas angkat jemuran dulu, habiskan sarapanmu suapaya anak kita tak kelaparan!" Perintahnya, sebelum kebelakang dia mengelus lembut perut sang istri.

"Hati-hati," pesannya singkat. Dia merasa hati mulai gelisah, sorot matanya seakan berat melepas sang suami mengangkat jemuran di belakang rumah. "Mas!" Panggilnya sebelum sang suami benar-benar bergegas.

Lihat selengkapnya