KENING ELVA BERKERUT dalam ketika ia mendengar suara petikan gitar yang tidak beraturan. Ia pun pelan-pelan membuka pintu kelas musik, lalu mengeluh dalam hati begitu tahu biang keladi pembuat kerusuhan di kelas yang seharusnya sepi. Namun ketika ia berpikir akan berbalik dan mengurungkan niatnya untuk masuk, terdengar suara memanggilnya.
“Hey, kau mau ke mana?”
Elva menoleh, menatap Tom dengan pandangan datar, satu tangannya masih memegang gagang pintu, bersiap untuk balik kucing.
“Tidak jadi masuk?” tanya Tom.
Sigh
Masuk tidak yah, tapi kalau mau keluar juga sudah kepalang tanggung, Tom sudah memergokinya. Masuk sebentar tidak apa-apa kan? Pikir Elva.
Dengan malas Elva berjalan masuk kelas setelah ragu-ragu sejenak. Sejak insiden prank message beberapa malam yang lalu, Elva memang malas berbicara dengan Tom. Bahkan di kelas pun ia hanya menjawab pertanyaan Tom dengan satu dua patah kata.
Hening.
Elva duduk di samping Tom yang masih memetik gitar tidak karu-karuan. Ia bahkan berani bertaruh kalau yang dimainkan Tom bukan lagu. Mana ada lagu yang nadanya berantakan begitu? Dan dia masih berani bilang kalau dia mahir bermain gitar, hah!
Tidak ada yang bicara. Elva malas memulai percakapan dengan cowok usil itu, Tom juga masih sibuk dengan gitarnya. Perlahan Elva membuka buku yang dibawanya, membaca dalam diam, dan membiarkan Tom sibuk dengan dunianya sendiri.
Beberapa menit berlalu, namun Elva tidak bisa berkonsentrasi membaca. Tidak dengan suara ribut di sampingnya. Diam-diam ia memperhatikan Tom. Cowok yang aneh.
“Kau…. Tidak bermain piano?” Tom bertanya, baru disadari Elva kalau cowok itu telah berhenti bermain gitar.
“Huh?”
“Piano,” Tom menunjuk piano di panggung. “Kau ke mari bukan untuk main piano?”
Elva menggeleng. Hening lagi. Tom sepertinya juga sedang memikirkan sesuatu. Sepertinya ada yang salah dengan cowok, hm—
“You’re bit off today, ada hal yang mengganggumu?” tanya Elva.
Cewek itu akhirnya memecah keheningan di antara mereka.
“Huh?”
“Kau bermain gitar tidak karu-karuan, seperti orang frustasi,” komentar Elva.
Tom mengangkat bahu, tidak menjawab.
“Kau akan bagaimana jika ada seseorang yang kau kenal tiba-tiba berubah drastis?” Tom bertanya setelah diam beberapa saat.
Elva menoleh, ternyata cowok itu memandang lurus ke atas panggung, entah apa yang dilihatnya di sana.