Senja itu indah . Tak sedikit orang menunggu kedatangannya hingga menghabiskan waktunya dipantai hanya sekedar melihatnya. Bersantai sejenak dari masalah yang ada. Seolah tubuh ini ikut merasakan nikmatnya beristirahat diiringi melodi hembusan dari sejuknya angin pantai dengan menghirup udara segar yang Tuhan telah berikan dan bernyanyi demi melupakan setiap masalah yang terjadi. Aku begitu sangat menyukai Warna jingga pada saat matahari tenggelam, membuat ketertarikan tersendiri bagiku. Harapan terbesarku adalah membawa orang orang yang aku cintai dan mencintaiku bercengkrama dibawah senja. Bernyanyi bersama dibantu gemuruhnya suara ombak pantai, tertawa lepas seolah-olah masalah tak mungkin datang lagi. Walaupun tak mungkin masalah tak datang menghampiriku lagi. Tapi aku tetap berfikir positif dan bertanya pada diriku sendiri, bisakah kehidupan dan kisah percintaanku seindah senja yang disukai banyak orang?.
Keluarga yang tak harmonis merubah segalanya. Berharap tak bertemu pasangan seperti kedua orang tuaku yang tak pernah bisa sependapat. Ayah aku yang sering kasar terhadap ibuku dan terkadang menyakiti hati ibuku. Ibuku pun tak pernah mau mengalah. Tingginya ego dan kurangnya komunikasi sebagai penyebab utamanya. Hal kecil yang tak sependapat itulah yang sering menjadikan awal dari perkelahian besar. Setiap kali menceritakan itu kembali, air mataku senantiasa menetes di pipi. Pikiran yang selalu menghayal seolah aku kembali ke masa itu.