Orang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah, dengan beribu kisah cinta bahkan sudah banyak kisah yang tertulis.
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah bagi anak-anak SMA Pelita Bangsa. Seperti sekolah pada umum nya sekolah ini pun mengadakan MOS (Masa Orientasi Siswa).
Semua siswa di wajibkan memakai baju SMP dan mengenakan kalung name tag, memakai topi segitiga berwarna ungu dan membawa tas rajut.
“Bun, ini topinya bukan warna ungu. Ini kan pink, nanti kalo Bulan dimarahin kakak OSIS gimana?” ucap Bulan sembari menyiapkan alat-alat MOS nya
“Gapapa, bilang aja gak ada yang warna ungu pasti ngerti kok. Ayo cepat udah ditunggu Papah tuh di mobil,” Bulan bersalaman dengan Bundanya untuk berpamitan pergi ke sekolah
“Ayo Pah berangkat nanti Bulan kesiangan!” ujar Bulan buru-buru sembari naik mobil
***
“Yah... kesiangan kan,” Bulan menepuk jidatnya
Ia berlari menuju kelas. Namun, ternyata ada salah satu anggota OSIS yang menjaga pintu gerbang masuk.
“Telat berapa menit?” Tanya-nya tegas
“15 menit kak,” Jawab Bulan
“Masuknya jam berapa?”
“Jam 08.00”
“Topinya itu warna apa?”
“Pink Kak” Bulan semakin panik dan wajahnya menuduk ke bawah
“Perintahnya warna apa?” Lanjut tanya-nya
“Ungu kak”
“Karena tidak sesuai dengan prosedur maka kamu di hukum. Hormat ke bendera selama satu jam!” Perintah anggota OSIS tersebut dan tangannya mengisaratkan agar Bulan lari menuju lapangan.
Bulan pun berlari menuju lapangan dan langsung hormat ke bendera.
***
Dia namanya Laila Bulan Annira Idris panggil saja Bulan. Konon katanya ia lahir di malam bulan purnama makanya tidak heran jika ia memiliki wajah cantik bak bulan purnama. Ia adalah lulusan dari pesantren hingga sangat taat pada agama, peduli, penyabar, dan jika dia berbicara tutur katanya sangat lembut.
Tapi dia sangat anti dekat dengan laki-laki bahkan dalam hidup nya nyaris tidak pernah pacaran dan tidak pernah dekat dengan laki-laki. Dia nyaris sempurna sebab akhlaknya pun tak kalah cantik dengan wajahnya.
Di sekolah baru. SMA Pelita Bangsa atau biasa disebut SMA PelBa. Hanya Bulan saja yang memakai hijab ke sekolah, yang lain tidak ada.
Bulan berasal dari keluarga yang taat agama. Papahnya bernama Idris, beliau seorang ustadz dan sering bepergian ke luar kota untuk mengisi kajian.
Bundanya bernama Sarah, tak kalah cantik juga dari Bulan, Bundanya juga terkadang sering ikut bepergian untuk menemani Papahnya.
Bulan anak ke-2 dari 3 bersaudara Kakak nya bernama Bintang, seorang mahasiswa di Al-azhar Kairo. Adek nya bernama Pelangi, dia masih kecil baru saja kelas 4 SD.
***
Beberapa menit kemudian ada seorang laki-laki yang berdiri disamping Bulan. Sinar matahari yang menyinari Bulan tertutup oleh laki-laki tersebut.
“Hai... Kenalin Gua Fajar!” mengulurkan tangannya pada Bulan
“Bulan,” Jawab Bulan dan mengabaikan uluran tangannya begitu pun wajahnya tanpa menengok ke arah Fajar
Fajar memaksa untuk bersalaman dan memegang tangan Bulan
“Astagfirullahal’adzim,” Teriak Bulan dan mencoba menarik tangannya agar tidak bersentuhan dengan tangan lelaki tersebut.
“Kenapa?” Tanya Fajar kebingungan dan melirik kiri kanan melihat keadaan sekitar karena khawatir ada orang yang menuduhnya engga-engga.
“Bukan mahrom,” Jawab Bulan ketus. Ia memalingkan badannya lalu melanjutkan hormatnya pada bendera
“Kamu itu salah satu keajaiban dunia tau,” Bisik Fajar pada telinga Bulan
Bulan diam tidak menghiraukannya.
“Karena cuma kamu Bulan yang bersinar di siang hari,” lanjut ucap Fajar tatapnya sangat tajam seolah-olah baru pertama kali melihat wanita cantik dan alim seperti Bulan.
Laki-laki itu namanya Muhammad Fajar Al-hafidz. Sangat bagus bukan namanya. Namun sayang, prilakunya tidak seindah namanya.