Malam itu sangat hening. Fajar sedang rebahan di sofa dengan memainkan gitarnya. Tatapnya masih kosong dan tingkahnya semakin pelik.
Sesekali Bundanya mengintip Fajar dari balik dinding dan tersenyum lantaran akhir-akhir ini anak bungsunya lebih sering di rumah daripada di basecamp bersama teman-temannya.
Perasaan Fajar saat ini sedang berkecamuk. Ia tidak pernah merasakan jatuh hati yang begitu dalam. Sehingga ia begitu kecewa mendengar jawaban dari Bulan kemarin, bahkan ia tidak sedikit pun berniat untuk menjauh dan melupakan Bulan seperti halnya yang dia minta.
Fajar bangkit dari sofanya berjalan menuju kamarnya yang letaknya di lantai dua. Ia duduk di balkon rumah. Malam itu cahaya bulan begitu terang dengan bulatan yang sempurna yang membuatnya semakin indah. Ia hanya mampu menatapnya. Terpukau dari kejauhan tak mampu mengenggamnya.
Dia berpikir. Apakah bulan di langit dan Bulan yang ada di hatinya memiliki sebuah persamaan. Sama-sama jauh, hanya mampu memandang keindahannya dari kejauhan dan tak akan pernah mampu untuk di genggam apalagi untuk dimiliki.
Pikirannya semakin kalut. Seperti tidak ada sesuatu yang ingin ia miliki di bumi ini kecuali Bulan sedangkan untuk memilikinya terasa mustahil.
***
“Assalamualaikum tante!!” teriak Vira membuka pintu utama
“Wa'alaikumussalam, eh Vira kenapa malam-malam kesini?” tanya tante Diana
“Ada perlu sama Jeck Tan, dia dimana ya?” tanyanya
“Tadi sih disini lagi main gitar. kayanya sudah naik ke atas,”
Vira izin kepada tante Diana untuk menghampiri Fajar ke kamarnya. Saat ia buka pintu kamarnya, rupanya Fajar tidak ada. Tetapi pintu menuju keluar terbuka Vira yakin Fajar ada di balkon. Tanpa pikir panjang ia langsung menghampiri Fajar dan mengagetkannya.
“Wooyy...” Vira memecahkan lamunan Fajar
“Elu... ngapain kesini?” tatapnya sinis
“Kalo gak mau gue bantuin buat deketin Bulan, yaudah gue balik,” Vira memutarkan badannya
“Ehh...ehh... iya iya canda,” Fajar menarik tangan Vira
Sebelum Vira memberitahu Fajar apa yang akan mereka lakukan. Vira sedikit penasaran dengan tingkah Fajar yang berbeda setelah bertemu Bulan. Sampai-sampai mengabaikan Selena. Tapi, lagi-lagi Fajar hanya bisa diam termenung tak mampu menjawab pertanyaan Vira, Fajar mengatakan bahwa dia belum menemukan alasan mengapa ia menyukai Bulan selain karena dia adalah cewek misteri.
Vira terus meyakinkan Fajar terkait perasaannya jika ia hanya main-main sama halnya yang sering dilakukan pada semua wanita sebelum-sebelumnya; dibaperin, didekatin, lalu ditinggalin.
Vira tidak ingin hal tersebut terjadi pada Bulan. Jawaban Fajar begitu tegas dan penuh dengan keyakinan bahwa ia tidak akan melakukan hal itu kepada Bulan.
“Sekali lagi gue tanya. Sekarang lo jujur sama gue apa alasan lu suka sama Bulan?” Vira mencoba kembali menegaskan pertanyaannya kepada Fajar.
“Oke. awalnya gue emang penasaran sama dia. Gadis lugu yang awalnya bisa gue pacarin begitu aja. Tapi, dia beda, beda banget. Dan waktu itu, gue dengar dia ngaji di masjid rasanya adem aja gitu hati gue, perasaan gue ke dia makin aneh semenjak itu. Yang bahkan gue aja gak bisa ngejelasin perasaan gue sendiri,” ceritanya.
Setelah mendenger perkataan Fajar. Vira semakin yakin untuk membantu agar Fajar bisa mendapatkan hati Bulan. Vira memberikan beberapa tips awal untuk mencuri perhatian Bulan.
“Pertama lu harus lemah lembut karena Bulan tidak suka sama orang yang kasar. Kedua, lu harus berpenampilan rapi. Ketiga lu harus belajar menyukai apa yang Bulan suka dan keempat, sepertinya lu perlu belajar agama dan ngaji karena setau gue Bulan itu lulusan pesantren, lu bisa liatkan gimana cara Bulan berpakaian semuanya terutup, tutur katanya lembut dan dia pinter ngaji. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di masjid dan yang terakhir lu jangan terlalu terobsesi untuk pengen deket-deket dia, pelan-pelan saja tapi pasti,” Jelas Vira pada Fajar.
“Nih, liat postingannya Bulan. dia sering banget post kucing-kucingnya, itu tandanya dia catslover, oh iya selain itu juga dia suka post tentang dakwah Islam gitu,” lanjutnya.
Fajar hanya mengangguk-ngangguk menyimak apa yang sedang Vira jelaskan. “Gua gak mau jadi orang lain. gue mau tetap jadi diri gue sendiri.” timpal Fajar
“Ini bukan masalah lu jadi orang lain atau jadi diri sendiri. Tapi dengan ini lu juga bisa perlahan memperbaiki diri,” ucap Vira, “Lu gak bosen apa jadi buronan Neraka terus?” sambungnya.