AIBEK GRY

Syami Ayyabi
Chapter #12

Rapor

Waktu demi waktu telah berlalu, hari demi hari sudah terlewati, suka duka datang silih berganti. Hidup memang seperti ini jika sekarang tertawa maka bersiaplah untuk besok menangis begitu pun sebaliknya.

Tidak ada kebahagiaan yang abadi di dunia ini begitu pun dengan kesedihan tidak abadi. Satu-satunya cara agar tetap berlapang dada dalam menjalani hidup yang rumit ini adalah ikhlas dan sabar.

Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa dunia adalah penjara bagi orang-orang mukmin dan surga bagi orang kafir.

Maksudnya adalah seberapa bahagia pun orang mukmin hidup di dunia maka akan jauh lebih bahagia hidup di Surga dan seberapa sengsara pun hidup orang kafir di dunia maka akan jauh lebih sengsara lagi hidup di Neraka kelak. 

Sabar itu sebentar, jika besok mati maka sabarnya sampai besok. Sangat singkat bukan hidup di dunia ini. Maka nikmatilah hidup yang sebentar ini, jangan di sia-sia kan dengan bermaksiat kepada Allah. Jika sewaktu-waktu dipanggil, apa tidak malu menghadap sang pencipta dalam keadaan kotor?.

Itu adalah cara agar Bulan tetap lapang dada menghadapi ujian dalam hidupnya. Ketika dia rapuh dan menyerah maka cukup mengingat kembali untuk apa dan untuk siapa hidup ini.

Enam bulan sudah dia menggali ilmu di sekolah SMA Pelita Bangsa. Masih sangat jauh bukan untuk menuju gerbang kelulusan. Dia menyadari perjalanan menuju gerbang itu tidaklah sangat mudah, mesti ada air mata, perjuangan, mungkin akan ada masanya dia berjalan di atas taburan duri. 

Hari ini adalah hari pengambilan rapor. Bulan pergi ke sekolah bersama bundanya. Dia berharap tidak bertemu dengan laki-laki pembawa sial itu. Habislah jika Fajar melakukan hal-hal yang aneh di depan bundanya.

Bulan sudah siap untuk pergi ke sekolah. Dia menunggu bundanya di geladeri rumah, sesekali dia melirik jam yang melingkar di tangan mungilnya.

“Bunda. Ayo telat nih!” teriaknya.

Bundanya tiba dengan rempong, seraya membenarkan hijab yang sedang dipakainya.

“Gamis yang bunda pake cantik gak?” tanyanya.

“Cantik.” jawabnya terlihat malas dan menarik tangan bundanya untuk segera masuk ke dalam mobil.

Lihat selengkapnya