Hari itu Fajar kembali ke sekolah meskipun dengan bantuan tongkat. Kurang lebih satu bulan dia tidak menginjakkan kakinya di sekolah. Kata dokter dalam waktu dua minggu ke depan kaki Fajar akan segera pulih dan tidak perlu menggunakan tongkat lagi.
Hari ini adalah hari pendaftaran anak-anak baru untuk masuk ekskul pilihan mereka. Fajar hanya bisa menyaksikan anak-anak baru yang sedang berlatih bersama Selena.
Begitu banyak anak-anak kelas sepuluh yang mendaftarkan dirinya di ekskul Basket, dan lebih banyak wanita dibandingkan laki-laki. Tidak lain alasan mereka hanya untuk lebih dekat dengan Fajar.
Para wanita itu hanya fokus memandang Fajar yang sedang berdiri di pinggir lapangan.
“Fokus dong!!” bentak Selena pada mereka yang tengah memandang Fajar. Selena menatap Fajar dengan tatapan sinis. Lalu melanjutkan kembali bermain basket.
Sedangkan untuk ekskul Rohis, seperti pada tahun lalu tidak begitu banyak peminatnya. Namun, sedikit lebih baik sekitar ada tiga puluh orang yang mendaftar.
Alief bersama kawan-kawan di Rohis lainnya sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Seperti Bulan sibuk dengan kertas absen dan data anak-anak baru.
Alief membacakan syarat dan peraturan untuk masuk ekskul Rohis satu persatu, saat Alief membacakan satu syarat,
“Selanjutnya, untuk bergabung di Rohis tidak dianjurkan untuk berpacaran,” baca Alief.
Dari mereka tetiba sedikit riuh dan berkata, “Loh kak, kok kak Bulan pacaran,” ucap salah satu dari mereka dan yang lain membetulkannya.
Bulan melirik Alief merasa bersalah meskipun dia tidak salah. Alief yang tidak tahu menahu merasa bingung dengan perkataan mereka.
”Siapa yang bilang?” tanya Alief.
“Pacarnya kak Bulan. Kak Jeck,” sahut mereka.