Sebrang waktu. Malam itu, Fajar bersama kawan-kawannya pergi ke sebuah klub malam yang tidak terlalu jauh dari basecamp-nya.
Tidak ada satu orang pun di basecamp-nya. Meskipun begitu, itu adalah hal biasa yang sering mereka lakukan. Tidak pernah ada suatu hal yang tidak diingin terjadi.
Dia bersama kawan-kawannya berparty ria di klub malam. Sudah pasti minum alkohol adalah minuman yang utama. Sedangkan Fajar dia tidak begitu banyak meminum alkohol dia masih teringat janji kepada Bulan untuk mengurangi minum alkohol kala itu.
Sekitar pukul sepuluh Fajar mengajak teman-temannya untuk pulang kembali ke basecamp.
“Baru juga dapet cewek,” ujar salah satu dari mereka.
Tapi, Fajar tidak memaksa. Dia pulang seorang diri ke basecamp.
Sesampainya disana. Di depan basecamp terdapat sebuah mobil polisi, ia mengendap-endap jalan menuju ke depan pintu.
Dan memastikan keberadaan beberapa polisi di dalam basecamp. Sebab, dia merasa tidak bersalah. Dia menghampiri polisi yang sedang menggeledah basecamp itu tanpa izin.
Lalu dua orang polisi berlari menghampiri Fajar dan segera memegang kedua tangannya.
“Ada apa ya pak?” tanyanya polos.
“Anda saya tangkap karena di duga telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba!!” ucap dari salah satu polisi.
“Hah, narkoba apaan pak? Saya gak pake narkoba pak,” ucap Fajar mulai cemas dan mencoba menarik tangannya yang akan segera di borgol.
“Bisa di jelaskan nanti di kantor polisi!” timpal polisi tersebut.
Fajar mencoba menarik-narik tangannya dan menendang kaki polisi yang sedang menahan tangannya. Setelah berhasil Fajar berlari sangat kencang menjauh dari basecamp. Dia berlari menuju jalan raya. Lalu polisi tersebut ikut berlari mengejar Fajar
Lantaran khawatir, dia terus berlari menuju nyebrang jalan tidak melihat kiri dan kanan. Sebuah mobil melaju kencang tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang berlari menyebrang. Lalu supir tersebut mengerem mendadak sehingga tidak ada korban.
Fajar seketika berhenti di depan mobil yang hampir menabraknya.
“Gue pikir gue udah mati,” gumamnya.
Tanpa dia sadari bahwa polisi tadi telah berada di belakangnya. Lalu menangkapnya dan mencoba memborgol tangannya kembali dengan cepat. Tapi Fajar terus memberontak dan menolak untuk diborgol.
orang yang mengendarai mobil yang hampir menabraknya itu keluar menghampiri Fajar. Fajar melihat ada satu wanita dan satu laki-laki yang keluar dari mobil itu.
“Fajar!?” panggil seorang wanita.
Fajar melirik kearah wanita yang memanggilnya.
“Gawat!! Itu bundanya Bulan,” gumamnya.
Lalu dia melirik kearah sebelahnya.
“Mati!! Itu papahnya Bulan,” sambungnya.
Fajar seketika diam mematung melihat keberadaan mereka.
“Mohon maaf pak. Ini ada apa ya? Kebetulan saya kenal anak ini,” tanya bundanya Bulan.
“Anak ini telah di duga mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba. Kalo ibu mengenalnya ibu bisa datang ke polsek besok,” jawab seorang polisi.
“Untuk saat ini saya akan membawa anak ini ke polsek untuk di tindak lebih lanjut,” sambungnya.
Fajar di bawa oleh tiga orang polisi, bunda Bulan, seketika terkulai lemas mendengar apa yang polisi tersebut katakan.
“Ayo bun, kita pulang!” ajak suaminya.
Dan mereka kembali memasuki mobil lalu melanjutkan perjalanannya.
“Papah gak habis pikir. Anak kita punya teman seorang pemakai narkoba. Pokoknya papah mau Bulan pindah sekolah, sekolah itu sangat bahaya buat Bulan, bund,” oceh suamianya.
Tapi, istrinya hanya mematung seolah tidak percaya dengan kejadian malam ini.
Fajar adalah salah satu teman Bulan yang sangat di percaya oleh bundanya. Akan tetapi, kali ini sangat mengecewakan. Padahal, selama ini dia selalu berusaha berpikir positif tentang Fajar.
Sesampainya di rumah. Papah Bulan berteriak memanggil-mangggil putrinya.
“Bulan, Bulan!” panggilnya.
Bulan yang tengah bersiap-siap untuk tidur menghampiri papahnya yang memanggil-manggilnya.
“Papah, bunda, udah pulang?” tanya Bulan.
Lalu sang papah menyuruhnya untuk duduk, sedang Bulan sudah memiliki firasat buruk dengan tatap papahnya seperti yang sedang emosi. Lalu Bulan duduk di sofa, jantungnya sedikit berdegup kencang.
“Papah minta kamu pindah sekolah!” tiba-tiba ucapnya.
“Tapi, kenapa pah?” tanyanya penuh dengan keheranan.
“Barusan papah dan bunda ketemu temanmu. Siapa?” tanyanya dan berusaha mengingat namanya.
“Fajar,” jawab bundanya,
“Nah iya, Fajar dia terjerat kasus narkoba. Papah khawatir Bulan, lingkungan sekolah yang seperti itu memang tidak baik buat kamu,”
“Hah!! Narkoba? Gak mungkin pah, Fajar itu orang baik-baik kok,” jawab Bulan.
“Kalo baik gak mungkin pake narkoba dan ditangkap polisi, Bulan,”
“Kalo pun iya Fajar narkoba, kenapa Bulan harus pindah sekolah pah? Kan Bulan gak ikutan narkoba,” balasnya.
“Nanggung pah setahun lagi Bulan lulus,” sambungnya.
Papah Bulan tidak menjawab apa yang Bulan tanyakan, dia pergi meninggalkan Bulan begitu saja. Lalu Bulan dengan penuh teka-teki hanya bisa menyaksikan papahnya yang sedang pergi meninggalkannya.