Aiko

Misaka Takashi
Chapter #3

Hanya Permintaan

Derap kaki menaiki tangga menuju ke lantai paling atas. Saat pintu terbuka, cahaya mentari menyambut bersama deru angin meniup rambut panjang milik Fani. Napas terengah-engah memandang sekitar. Tepat tak jauh dari bilik pintu, lelaki dengan rambut berantakan, Hikaru tengah bersandar di pagar pembatas. Tak ada siswa lain di sekitar mereka.

Perlahan Fani melangkah menghampiri Hikaru. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanpa basa-basi ia melontarkan pertanyaan pada Hikaru.

“Jika kamu bertanya seperti itu, maka sudah jelas jawabannya. Profesor Harry yang mengirimkanku ke sini.”

Langkah Fani terhenti sejenak setelah mendengar ungkapan dari Hikaru. “Kenapa dia mengirimkanmu?”

“Tadi pagi, Profesor tiba-tiba memintaku untuk bergabung denganmu. Ini masalah esper elektro itu. Pesan itu terkirim darimu kan?” Hikaru memastikan. “Apa yang kamu dapatkan?”

Fani melangkah hingga bersandar di pagar pembatas tepat di samping Hikaru. “Dia elektrokinesis yang kemungkinan besar berasal dari mimpinya. Aku sempat mengintip catatan harian Aiko, dan semua tentang petir. Kalau tidak salah mimpinya adalah dia berdiri di sebuah pulau terpencil di tengah badai yang dahsyat. Sudah dipastikan dia adalah elektrokinesis. Itu juga diperkuat oleh teori Profesor, mimpi manusia tidak jauh dari kenyataan.”

Hikaru melipat tangan mendengar penjelasan dari Fani. “Tapi dia belum menunjukkan tanda-tanda mengeluarkan petir kan?”

Balasan Fani berupa gelengan kepala.

“Lalu apa rencanamu?” tanya Hikaru. “Memberitahukannya?”

“Itu malah akan menambah masalah. Ingat, penelitian yang dijalankan oleh Harry bersifat rahasia. Jika sampai terungkap itu bisa menjadi masalah besar.”

“Mau sampai kapan kamu akan menyimpan informasi itu di hadapan Aiko?” Hikaru bertanya kembali lagi, kali ini membuat lawan bicaranya terbungkam.

Hanya beberapa detik saja, Fani telah menemukan jawaban. “Sampai dia bisa mengeluarkan kemampuannya.”

Terdiam sejenak, Hikaru mengetahui isi kepala Fani untuk saat ini. Ia mengangguk, melepas sandaran dari pagar pembatas. Meninggalkan Fani sendiri di rooftop, “Semoga berhasil.” Ia menutup pintu menuruni tangga.

Justru karena kamu bilang “Semoga berhasil” malah membuatku semakin ragu denganmu. Entah mengapa kali ini masalah yang akan didapatkan jauh lebih berat. Pertama Aiko, kedua Hikaru.

*

Hikaru menuruni tangga seorang diri, kedua tangan dimasukkan ke dalam saku. Ia memandang sekitar, lorong sekolah dipenuhi olah siswa yang tengah berbincang, menimbulkan keramaian yang riuh. Esper metempsychosis, salah satu kemampuan bagi Hikaru yang tidak menguntungkan. Ia mampu berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya. Hanya saja sisi negatif dari kemampuannya itu adalah jika ia masuk ke tubuh lain dan mengalami kesakitan, efek itu akan terasa meski telah kembali ke tubuhnya. Memiliki sisi positif dan negatif. Mungkin bisa ia gunakan saat ujian nanti jika jawabannya buntu.

Langkah Hikaru terhenti ketika menyusuri lorong. Bersimpangan dengan Aiko yang membawa banyak buku tulis. Ia tengah mengembalikan berbagai buku ke beberapa kelas. Itu adalah buku yang belum dibagikan bulan lalu, lebih tepatnya belum dibagikan kembali saat menjelang UAS. Berpindah dari satu kelas, ke kelas lain. Hikaru memiringkan kepala, memandang Aiko yang tampak kewalahan. Sedikit tersenyum simpul.

Tanpa berpikir panjang, ia segera menghampiri Aiko yang baru saja keluar dari kelas.

“Hei,” panggil Hikaru.

Lihat selengkapnya