[22 September 2025] Kantor Kepolisian Setempat, Kota Malren – 16:05 WIB
Tak terasa suasana senja mulai terasa. Sinar mentari yang berwarna kekuningan pun mulai menghiasi seisi ruangan. Menemani waktu intens Inspektur Ebert yang masih tampak antusias melakukan percakapan dengan Dokter Filozeki.
“Apa?! 10 kali lipat?! Lebih kuat dari valium?!” tampak Inspektur Ebert cukup kaget mendengar pernyataan dari Dokter Filozeki. Kemudian, pembicaraan pun berlanjut ke tahap yang lebih serius.
“Ya, obat ini menghasilkan efek menenangkan, menyebabkan amnesia, relaksasi otot, dan perlambatan respons psikomotorik. Reaksinya terjadi antara 20 sampai 30 menit setelah dikonsumsi. Merupakan obat bius paling ampuh dan banyak dicari untuk melumpuhkan atau membuat pingsan selama 8 sampai 12 jam," jawab Dokter Filozeki sambil menghela napas sejenak.
"Sebagai catatan, meski kandungan dalam obat-obatan yang saya sebutkan tadi memiliki istilah dan zat pembentuk yang berbeda-beda, namun ia memiliki satu kesamaan karakteristik yang bersifat 'melumpuhkan kesadaran'. Atau dengan kata lain, sebuah 'obat bius' atau 'obat penidur' yang kuat,” lanjutnya menjelaskan efek dan kinerja dari rohypnol, lalu menyimpulkan hasil hipotesisnya dengan mantap.
“Obat bius? Tapi untuk apa? Siapa mereka?” heran Inspektur Ebert seraya menebak-nebak sosok genius di balik layar yang sedang dibicarakan.
“Melihat dari bagaimana orang-orang ini bisa terjatuh dan tertimpa benda yang sama, hingga tak sadarkan diri dengan cara yang sama pula, maka dengan ini ... saya bisa simpulkan, kalau dalang nya adalah satu orang yang sama.” Tebak Dokter Filozeki menyimpulkan, matanya menatap dengan serius.
“Satu orang yang sama? Apakah itu mungkin?!” tanya Inspektur Ebert tampak ragu.
“Ya ... mungkin saja.” Jawab Dokter Filozeki singkat, seolah tidak yakin dengan jawabannya sendiri.