[21:26] Suatu Gudang, Kota Malren
Di jalanan kota yang tak pernah tidur, bisikan sering kali terdengar lebih berbahaya dari teriakan. Dan akhir-akhir ini, ada satu rumor yang tak kunjung padam, seperti bayangan yang enggan enyah dari sudut mata.
Mereka bilang, dia adalah hantu. Hantu yang memburu siapa saja yang masuk dalam radarnya.
Udara di dalam gudang terasa pengap, berbau karat dan air laut yang anyir.
“Hei, di sini aman?” tanya seorang pria bertopi, menyorongkan sebuah kotak hitam kecil.
“Bicara apa kau?” balas pria berkumis dengan jaket kulit, menerima kotak itu.
“Ssstt! Pelankan suaramu! Atau nanti ... dia bisa mendengar kita!” desis pria bertopi, matanya liar memindai sudut-sudut gelap yang menggantung di langit-langit.
“Hah? Siapa?” ulang pria berkumis itu.
“Kau tidak dengar apa pun soal 'Pengintai Malam'?” Pertanyaan itu membuat udara di sekitar mereka terasa lebih dingin.
“Pengintai Malam? Omong kosong apa itu?” pria berkumis itu heran.
“Dia bukan omong kosong,” celetuk seorang buronan di dekat mereka, suaranya bergetar.
“Dia itu ... seperti hantu,” lanjutnya, matanya melirik gelisah ke setiap sudut ruangan yang tampak gelap.
“Bukan hantu biasa, melainkan hantu yang memburu,” imbuhnya.
“Hantu?” gumam pria berkumis itu bingung, kepalanya agak dimajukan dan matanya menyipit.