AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #7

Titik Balik

[8 Agustus 2023] Lapangan Gedung Rektorat, Universitas Malren – 6:12 WIB

Satu bulan sejak ayah meninggal. Aku duduk di kursi barisan belakang, di tengah riuhnya upacara penerimaan mahasiswa baru.

Senyum-senyum di sekitarku terasa asing. Mereka memulai lembaran baru, sementara aku masih tersangkut di masa lalu.

“Ini adalah momen krusial, di mana kalian akan beralih dari SMA ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” ujar seorang pria di podium.

Dialah Anva Conary, Kaprodi Fakultas MIPA sejak tahun lalu, sosok yang reputasinya disegani di kalangan mahasiswa.

Ia berkemeja putih tanpa dasi, celana panjang hitam, sabuk kulit yang diikat rapi. Kancing teratas bajunya dibiarkan terbuka, kerah lengan panjangnya dilipat hingga mendekati siku. Memunculkan kesan yang disiplin, namun tetap santai dan stylish.

“Di SMA, kalian mungkin dimarahi jika tidak mengerjakan tugas, dihukum jika terlambat, atau diinterogasi kalau bolos. Tapi di sini? Jelas aturannya berbeda,” ucap Pak Anva retoris.

“Tiga kali alpha, nama kalian dicoret. Tiga kali tidak mengumpulkan tugas, maka nilai kalian nol, alias tidak lulus mata kuliah. Lebih dari tiga kali perpanjangan masa studi? Siap-siap mental saja untuk DO,” nadanya tegas, tapi matanya mengamati hadirin seolah sedang menilai satu per satu.

“Di sini, tidak ada ruang untuk yang malas atau tidak disiplin. Tapi, selama kalian mematuhi aturan, tempat ini bisa menjadi wadah kenangan yang tak terlupakan. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan. Saya Anva Conary. Selamat pagi! Wassalamu’alaikum!” tutupnya ramah.

Suara tepuk tangan seketika memenuhi udara, namun aku yang tak merasakan apa pun, hanya memandangnya datar.

 

[15 Agustus 2023] Bumi Perkemahan Barond, Hari Pertama – 8:42 WIB

Seminggu kemudian, kami menjalani agenda orientasi mahasiswa baru (ospek) di salah satu bumi perkemahan Kota Bain.

“Di masa orientasi ini… kalian akan digembleng menjadi pribadi baru yang kuat dan tidak manja! Tegas dalam bertindak dan tanggap dalam merespons situasi! Jadi, sepulang dari sini, kalian harus jadi pribadi yang lebih dewasa dan bertanggung jawab! Mengerti?!” teriak seorang senior yang menjadi pembina ospek.

“Pahaamm....” Jawab para maba memelas, terkesan kurang bersemangat.

“Hah? Mana suaranya?!” bentaknya.

“PAHAAM, KAAKK!!” jawab para maba serentak, kali ini lebih lantang.

Setelah itu, kami langsung menjalani serangkaian kegiatan yang cukup melelahkan. Mulai dari latihan fisik, berjemur di bawah terik, hingga dibentak tepat di depan wajah. Meski tampak jahat, namun masih bisa kuterima. Hingga keesokan harinya.

Lihat selengkapnya