AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #20

Rival Baru

[15 November 2025] Kantor Kepolisian Setempat, Kota Malren – 14:35 WIB

“Baik! Jadi, apa yang kita temukan sekarang? Jala ikan? Ahaha! Aku suka selera humor orang ini!” kata Inspektur Ebert tertawa senang, tangan kanannya di jidat, sementara yang kiri memegang berkas laporan kasus penangkapan terkini, termasuk kondisi para buronan, serta temuan barang-barang bukti dari TKP.

“Ya ampun, orang ini benar-benar tahu caranya memaksa orang lain untuk berpikir keras,” gerutu Dokter Filozeki tampak pusing, memikirkan motif sosok "Aimer" tersebut.

“Hehe, santai saja, Dok! Mungkin saja ... dia mulai bosan?” goda Inspektur Ebert mencoba menghibur.

“Hmm, bisa jadi. Tapi, kalau melihat semua ini secara keseluruhan, mungkinkah ….” Gumam Dokter Filozeki kembali menerka-nerka, berusaha menemukan titik terang dari teka-teki tindakan Aimer yang tidak biasa.

“Ia menyesuaikan pola pikirnya dengan keadaan di sekitarnya, benar begitu?” celetuk seorang pria misterius yang tiba-tiba datang dan bergabung dalam pembicaraan.

Wajahnya tak terlalu tua, tidak juga muda. Rambutnya yang agak panjang dan sedikit bergelombang, bergerak mengikuti irama langkah kakinya yang kian mendekat. Ia mengenakan jas kulit cokelat gelap sepanjang lutut, dengan kemeja putih formal tanpa dasi. Celana panjang hitamnya, diikat erat oleh sabuk kulit krem.

“Ah, Detektif Aftar! Akhirnya datang juga!” sapa Inspektur Ebert menyambut pria misterius itu, lalu saling berjabat tangan. Namanya Aftar Elim Ardya, seorang detektif terkenal yang memiliki wewenang cukup tinggi di lembaga kepolisian.

Kemampuannya yang hebat dalam memecahkan berbagai permasalahan, mulai dari kasus pembunuhan hingga penyelundupan barang-barang ilegal, membuat namanya diakui, hingga diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai salah satu petinggi di sana.

“Ah, silakan duduk! Ngomong-ngomong, bisa dijelaskan maksud Anda tentang menyesuaikan pola pikir yang tadi?” tanya kembali Inspektur Ebert penasaran. Tangannya disatukan di atas meja, badannya agak dimajukan, seolah antusias menyambut sesuatu.

“Ah, begini Pak, sebelum saya menjelaskannya lebih lanjut, ada yang ingin saya tanyakan lebih dulu,” ujar Detektif Aftar dengan tatapan menyelidik.

“Oh, ayolah! Jangan buat saya menunggu!” keluh Inspektur Ebert mulai tidak sabaran.

“Apakah menurut Anda, semua rencana orang yang kalian sebut ….” Ucap Detektif Aftar menghentikan kalimatnya.

Aimer.” Sambung Inspektur Ebert melengkapi. 

“Ah, iya! Aimer, apa menurut Bapak, rencananya itu … efektif?” tanya Detektif Aftar mengajak berpikir lebih lanjut.

“Tentu saja! Sejauh ini selalu berhasil kan?” jawab Inspektur Ebert mantap, tak ada keraguan di benaknya.

Lihat selengkapnya