AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #15

Penangkapan

[21 September 2025] Area Pabrik Gula, Kota Malren – 14:32 WIB

Matahari melambung tinggi di ufuk timur. Dari sudut keramaian kota, nyanyian merdu mobil kepolisian berkicau di mana-mana. Berita tentang ditemukannya seorang buronan, kembali membuat gempar seisi kota. Pelaku itu membawa sejumlah uang dan barang-barang berharga milik salah seorang warga. Pengejaran pun dilakukan dengan heboh seperti biasa.

Sementara itu, Basel tampak sedang sibuk melakukan sesuatu di kamarnya. Terdapat beberapa benda yang berbentuk mirip bola-bola kecil berdiameter 5 cm. Selain itu, ada juga koran dan buku-buku, serta beberapa serbuk yang berwarna putih, hitam dan keabu-abuan, tepat di meja kayu lipat yang biasa ia gunakan untuk belajar.

Basel lalu mencampurkan beberapa takar dari 3 macam serbuk tersebut, ke dalam bola yang terbuat dari gumpalan-gumpalan kertas koran bekas. Barulah setelahnya, ia pergi keluar rumah dengan skateboard kesayangannya. Gerak-geriknya cukup santai, tak memberikan kesan apa pun yang mengancam selain seorang bocah yang hendak ingin pergi bermain.

Sementara di sisi lain, polisi masih berusaha mati-matian mengejar si pelaku berinisial NL alias ‘Najih Lasmanto’, yang berlari dengan kencang seolah dikejar hantu. Basel yang terus memantau pergerakan si pelaku lewat saluran komunikasi salah seorang petugas kepolisian, yang ponselnya telah terjangkit oleh "spyware-virus R-BiT" miliknya, perlahan mulai memahami pola pergerakan si pelaku, lalu menemukan rute pelarian terbaik yang berpotensi akan diambil oleh target buruannya.

Ya, dan benar saja! Tak berselang lama kemudian, Basel pun mulai mendengar suara anjing-anjing yang menggonggong, beserta suara beberapa orang yang sesekali berteriak, “jangan lari!” dan sejenisnya. Basel menganalisis area perumahan yang sudah tak lagi asing baginya itu, lalu memutuskan untuk mengambil rute tercepat yang bisa dilalui, guna memotong jalur buronan itu secepat mungkin.

Sekitar 5 menit berselang, terlihat si NL baru saja keluar dari persimpangan gang sempit sendirian. Tampaknya, ia berhasil mengecoh para petugas kepolisian, setelah sebelumnya memanjat dan melompati pagar yang tinggi, sehingga anjing-anjing pelacak pun tidak mampu lagi untuk menjangkaunya.

Mengetahui keadaan ini, maka mau tak mau para petugas kepolisian pun terpaksa mengambil jalan memutar, yang tentunya memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dari yang seharusnya.

Sukses mengecoh para petugas kepolisian, si NL pun jadi besar kepala. Tampak ia mulai tertawa kecil karena merasa bahwa ia akan bisa kabur lagi seperti sebelumnya. Setelah itu, ia pun memutuskan untuk kembali berlari guna menjauhkan diri dari kejaran para anjing pelacak kepolisian.

Pada suatu ketika, di penghujung gang yang sempit, terdapat jalan beraspal yang agak sepi. Tak berapa lama setelahnya, sebuah mobil taksi yang berwarna biru, tak sengaja melintas ke arahnya. Sontak, NL pun langsung menghentikan laju kendaraan taksi tersebut, lalu mulai menodongkan pistol ke arah sopirnya yang berwajah agak mengerut, dengan jenggot yang dicukur rapi tanpa kumis.

Karena panik, ia pun langsung masuk ke dalam mobil dan tak lupa untuk mengunci seluruh pintu dan jendela yang terletak di sebelah sisi kanan dan kirinya. Tentu saja hal ini membuat pengemudi kendaraan yang terlihat seperti pria berumur di atas kepala lima tersebut, yang mana memiliki pola jahitan kata "Suparno" di sebelah kanan dadanya, menjadi panik dan membisu seketika. Membuat keringatnya yang sebesar biji jagung itu, kini mulai mengucur dengan deras.

Dalam situasi yang genting itu, tiba-tiba Basel datang dengan santainya sembari menaiki skateboard kesayangannya, kemudian mendekat ke arah mobil taksi tersebut. Ia lalu mengambil sesuatu dari dalam saku kirinya dan melemparkannya ke dalam taksi tersebut melalui sisi kanan jendela bagian belakang mobil yang ternyata masih belum tertutup sepenuhnya, hanya sekitar ¾ bagiannya saja.

Lihat selengkapnya