AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #18

AIMER

Pengungkapan zat misterius yang tersembunyi pada barang-barang bukti yang dibawakan pihak kepolisian pada Dokter Filozeki, menunjukkan betapa dalam dan cerdiknya cara berpikir "sosok misterius" yang menjadi dalang di balik kasus-kasus aneh yang belakangan ini terjadi.

Sementara itu, percakapan intens antara Kepala Forensik dan Kepala Kepolisian Setempat masih terus berlanjut.

“Sesuatu yang menarik? Apa itu Dok?” tanya Inspektur Ebert antusias.

“Itu adalah hal yang sedikit asing bahkan di kalangan para medis. Tapi, Anda bisa menyebutnya ... serbuk putih,” jawab Dokter Filozeki dengan istilah yang masih samar dan penuh teka-teki.

“Serbuk putih?” tanya Inspektur Ebert memastikan, karena ada banyak istilah yang dapat diartikan sebagai serbuk putih, seperti halnya tepung susu, tepung gula, tepung tapioka, tepung kanji, atau tepung-tepung sejenis lainnya. Secara harfiah, itu semua dapat diartikan sebagai serbuk putih.

Namun tentunya, itu bukanlah serbuk putih yang dimaksud Dokter Filozeki, melainkan serbuk putih jenis lain yang berasal dari kalangan medis atau obat-obatan.

“Yah! Meski hanya sebagian kecil, tapi ada yang masih menempel di pakaian tersangka,” ungkap Dokter Filozeki menjelaskan, dari mana asal-muasal sampel serpihan 'serbuk putih' yang dimaksud olehnya, berhasil didapatkan, yakni sewaktu memeriksa kondisi kesehatan fisik dan psikis dari para kriminal yang berhasil diamankan oleh para petugas kepolisian dalam beberapa bulan terakhir.

“Jadi, maksud Anda? Sebenarnya, apa 'serbuk putih' itu, Dok?” tanya Inspektur Ebert dengan polosnya, jelas ia masih belum menangkap sinyal atau petunjuk apa pun dari penjelasan Dokter Filozeki barusan. Setelahnya, Dokter Filozeki pun memberi penjelasan terkait karakteristik, dan dampaknya secara langsung terhadap tubuh manusia.

“Itu adalah 'serbuk putih Rohypnol' yang telah dihaluskan. Sehingga apabila serbuk ini tertiup oleh laju angin, maka wujudnya akan berubah menjadi seperti kepulan debu asap yang bertebaran dengan halus di udara,” ungkapnya berhenti sejenak, lalu melanjutkan.

“Ketika serbuk-serbuk ini terhirup oleh seseorang, maka efeknya akan langsung bekerja melalui sistem saluran pernapasan. Kemudian menyebar hingga ke seluruh jaringan tubuh, dan 'boom!', permainan ini pun akan berakhir!” ujarnya kembali menjelaskan dengan sabar pada Inspektur Ebert, menggunakan teori-teori logis sederhana yang sekiranya dapat diterima.

“Jadi begitu rupanya. Tapi, untuk melakukan semua itu, bukankah ....” Pikir Inspektur Ebert mencoba membayangkan, bagaimana membuat rencana yang tampak sederhana namun cukup rumit tersebut, agar dapat berhasil tanpa terdeteksi.

“Benar! Dibutuhkan adanya persiapan yang matang dan waktu yang tidak sedikit, untuk membuat jebakan sederhana dengan kalkulasi yang sangat akurat,” timpa Dokter Filozeki meluruskan pemahaman Inspektur Ebert, yang akhirnya dapat memahami ke mana alur pembicaraan mereka, bersamaan dengan Gunto dan Karjo, selaku orang yang melaporkan hasil penyelidikan tersebut.

“Di samping itu, ia harus memprediksi pergerakan dari si 'target' yang akan dijebak, atau menggiringnya masuk dalam jangkauan perangkapnya. Dalam hal ini, sepertinya ia menggunakan petugas kepolisian sebagai penggiring yang sempurna dalam rencananya,” duganya dengan wajah serius.

“Selain itu, ia tidak sembarangan memilih sekarung semen yang berat hanya untuk melumpuhkan 'target'-nya. Tapi, ia menggunakannya hanya sebagai alat pendukung agar efek obatnya dapat benar-benar bekerja secara optimal,” sambungnya menambahkan teori pendukung, hingga membuat lawan bicaranya kembali kebingungan.

“Hah? Maksudnya, Dok?” tanya Inspektur Ebert bingung, sementara Gunto dan Karjo hanya saling pandang dengan alis mengerut.

Lihat selengkapnya