[15 November 2025] Kediaman Basel – 16:24 WIB
Pulang lebih awal, Basel langsung menyibukkan diri melakukan sesuatu di kamarnya guna meracik ramuan dari bahan-bahan dapur sederhana, seperti merica, cabai dan bawang putih. Pertama-tama, ia mencuci bersih semua bahannya, lalu memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil, sebelum mencampurkannya ke satu wadah untuk diblender dalam larutan air dan sedikit cuka.
Setelah halus, barulah Basel menyaring cairan saripati atau larutan dari racikan yang ia buat tadi ke dalam gelas ukur kaca berkapasitas 1000 cc. Kemudian, ia membagi dan menyimpan sisanya ke dalam box mika yang berisi sekitar 16 unit culture tube atau 'tabung reaksi' kecil berukuran 10 x 50 mm. Entah apa maksud dan tujuannya untuk membuat semua itu.
Singkat cerita, itulah gambaran jenis benda yang digunakan Basel untuk menyimpan larutan 'bahan dapur' buatannya. Namun, tampaknya itu masih belum semuanya. Usai mengemas larutan racikan pertamanya dalam culture tube, Basel pun mencuci bersih semua peralatan dan lanjut membuat racikan kedua.
Sebagian besar prosesnya hampir sama, hanya saja sekarang ganti menggunakan bahan-bahan kimia dan beberapa jenis obat-obatan sedatif atau 'penidur' yang kuat, seperti difenhidramin, melatonin, rophypnol, dll. Alhasil, racikan kedua pun jadi, lalu dikemas dalam kotak culture tube lain seperti yang pertama.
Kini, 2 buah kotak “ramuan khusus” telah selesai dibuat. Sisanya, hanya menunggu momen yang tepat untuk menggunakannya. Mulai sekarang, Basel perlu berhati-hati atas setiap tindakannya. Karena tentu, ada banyak celah yang berisiko membahayakan keselamatannya atau bahkan keluarganya, jika sampai aksinya ketahuan, meskipun itu hal yang sepele, seperti membersihkan alat-alat yang baru digunakannya.
Hari ini, tampaknya menjadi hari yang cukup melelahkan bagi Basel. Mulai dari membantu penangkapan salah satu buron di tengah hari, lalu lanjut kuliah siang, hingga menyiapkan banyak hal setibanya di rumah. Badannya kini terasa letih dan berat, hingga membuat Basel tak kuasa untuk menghempaskan tubuhnya ke kasurnya yang empuk.
Meski begitu, ia tak langsung tidur, namun malah membuka aplikasi permainan online populer di ponselnya, sekadar ingin menghibur hati dan pikiran yang agak jenuh di hari melelahkannya. Namun, baru saja Basel hendak login ke permainan, tiba-tiba Bibi Lara datang dan mengajak Basel untuk mendiskusikan sesuatu.
"Bas, besok siang kamu sibuk ndak?" tanya Bibi Lara dari depan pintu kamar.
"Oh, ndak kok, Bi. Palingan cuman ini ... ada kuliah pagi. Emang ada apaan, Bi?" balas Basel seadanya, lalu kembali menatap layar ponselnya yang sudah berada pada posisi miring.
"Ini ... si Acha, hari ini dan besok mau ambil cuti. Sementara kakakmu, si Sharmila juga minggu ini masih observasi penelitian di luar kota. Makannya, besok tolong kamu temenin Mbak Inah jagain apotek ya? Bibi besok ada rapat internal sama Pak Rektor," tutur Bibi Lara menjelaskan situasi dan kondisinya.
"Oke deh, Bi! Besok abis kuliah, Basel langsung 'cuss' ke apotek," balas Basel sekenanya, tak keberatan menyanggupi permintaan Bibi Lara.
"Sipp! Makasih ya Bas!" kata Bibi Lara yang turut senang dalam menyambut balasan positif dari keponakannya tersebut dengan antusias.
"Iya Bi, sama-sama!" balas Basel singkat, lalu kembali melanjutkan permainan online-nya.
"Ya udah, abis ini kamu ke ruang makan gih! Bibi udah masakin tahu tuna sama nasi goreng jawa tuh!" pinta Bibi Lara dengan tawaran yang menggiurkan, yakni menyajikan salah satu menu favorit Basel, bahkan sejak ia masih anak-anak.