AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #28

Anomali

[15 November 2025] Teras Dekat Lab. Biologi – 14:52 WIB

Basel berjalan dengan riang, sesekali bersiul untuk mengekspresikan suasana hatinya yang sedang senang. Telinganya samar-samar menangkap suara teriakan seorang wanita yang seperti hendak meminta pertolongan. Makin lama makin jelas, rasa penasaran mendorong Basel untuk segera mendatangi asal suara tersebut.

Sesampainya di sana, mulailah tampak jelas dua orang gadis bertubuh besar. Salah satunya terkulai lemas di lantai, sedangkan yang lain tampak panik tidak karuan.

“Tolong ... tolong!!” teriak sosok wanita bertubuh besar yang panik, sedang memangku temannya yang juga bertubuh tak kalah besar dan tengah pingsan. Sesekali, ia menoleh ke segala arah, bermaksud mencari pertolongan. Belum ada satu pun yang menjawab, sebelum akhirnya Basel datang menghampiri karena penasaran.

“Loh, kenapa, Mbak?” tanya Basel heran melihat kedua wanita tersebut. Keduanya sama-sama bertubuh gemuk, hanya saja yang masih sadar memakai kacamata dan memiliki dua ikat rambut, atau lebih umum diketahui dengan istilah "kepang dua". Sedangkan yang pingsan tidak berkacamata, hanya berkepang satu. Sekilas, siapa pun pasti akan mengira kalau mereka adalah sepasang saudara kembar, karena gaya dan tampilan mereka yang mirip.

“Mas, Mas! Tolongin, Mas! Ini, temen saya ... tiba-tiba ... badannya kayak lemes gitu. Terus, sekarang ... jatuh pingsan,” tutur wanita gemuk berkacamata itu menjelaskan, berbicara dengan tempo agak cepat, namun napasnya juga ikut tersendat-sendat, seperti orang stroke yang berusaha ingin menyampaikan sesuatu.

Jujur, sebenarnya Basel ingin sekali tertawa, namun sebisa mungkin ia tahan demi kesopanan. Pasalnya, rasa panik yang berimbas pada tersendatnya napas wanita gemuk itu, membuat kalimat apa pun yang keluar dari mulutnya jadi terdengar aneh dan cukup menggelikan, sehingga cukup mengundang tawa.

Basel pun mencoba bersikap tenang, sekalian berusaha menenangkan wanita gemuk tersebut dengan cara membantu mengatur pernapasannya agar lebih teratur.

“Oke, oke, oke. Mbaknya tenang dulu ya. Tarik napas yang dalam dari mulut ....” ucap Basel memberi saran, sekaligus meredakan kepanikan lawan bicaranya. Namun alih-alih melanjutkan, Basel malah iseng menjahili wanita gemuk berkacamata tersebut.

“Sekarang keluarkan jadi fulus,” sambungnya melengkapi lelucon khasnya yang sarkastik dan tak terduga.

“Okeh. Eh? Mas!!” protes wanita gemuk tersebut dengan agak kesal setelah menyadari dirinya sedang dipermainkan oleh Basel. Sembari memasang wajah cemberut, ia menatap tajam ke arah Basel hingga membuat Basel tersadar lalu akhirnya meminta maaf.

“Maaf, maaf, bercanda! Hehe … jadi, buat Mbak ….” ucap Basel dengan tulus, meskipun masih berusaha menahan tawa. Baginya, perkataan gagap dan tersendat-sendat dari wanita itu cukup menggelikan, hingga masih terngiang-ngiang dengan jelas dalam kepalanya.

Namun, roda harus terus berputar, hidup harus terus berjalan. Demikian percakapan Basel dengan sosok wanita gemuk berkacamata yang sedang memohon pertolongan itu pun, harus terus berlanjut. Setelahnya, Basel mencoba mengalihkan pembicaraan supaya lebih kondusif, dengan menanyakan nama wanita tersebut.

“Fatimah!” jawab wanita gemuk berkacamata tersebut dengan sigap menyebut namanya.

“Oke, Mbak Fa-” ucap Basel ramah, namun tiba-tiba Fatimah memotong kalimatnya, lalu lanjut menyebutkan nama lengkapnya yang keterlaluan panjangnya.

“Fatimah Aryadiaji Ngatiyadin Kusno Kusmiati Sulisundaningrum Pajaja Pajajang. Panggil aja-” celetuk Fatimah mulai membeberkan nama lengkapnya, yang bahkan terlalu panjang untuk seorang mamalia.

Lihat selengkapnya