Seiring berakhirnya percakapan intens yang mengalir antara Pak Anva dan Basel, suasana sendu di tepian danau berangsur lebih tenang dan kondusif. Sementara Ayana yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka dan bersembunyi dari balik pohon, akhirnya mulai sedikit memahami, bagaimana gambaran sosok lelaki yang secara tidak sadar ia kagumi.
Tak lama kemudian, tiba-tiba ponsel Pak Anva berdering. Nama Bu Rina, dosen lain yang ikut dalam karyawisata itu, tertera jelas di layar, sedang mencoba menghubungi Pak Anva.
Tanpa basa-basi, Pak Anva pun langsung mengangkat teleponnya, “eh? Iya, halo? Ah iya Bu, ini saya lagi sama Basel. Ada apa ya?" tanyanya seraya menjeda percakapannya sejenak.
"Makan malam? Oh iya, maaf! Saya kelupaan! Ya sudah, kalau begitu saya balik sekarang. Assalamu'alaikum!” Begitulah percakapan singkat antara Pak Anva dan Bu Rina. Di sisi lain, Ayana pun mulai berpikir bahwa inilah saat yang tepat untuk keluar menampakkan diri, karena Basel dan Pak Anva mulai beranjak dari posisi duduknya.
“Bas, kita balik sekarang!” ajak Pak Anva singkat.
“Iya Pak!” angguk Basel setuju. Lalu, mereka pun segera bangkit dari tempat duduknya, namun baru saja membalikkan badan, tiba-tiba sudah berdiri seorang gadis yang tampak agak gugup di belakang mereka.
“Aya?” sapa Basel kaget atas kedatangan sosok Ayana.
“Bas....” sapa balik Ayana agak lirih.
“Loh Ay, kok sendirian? Yang lain mana?” tanya Pak Anva penasaran.
“Oh, yang lain pada nunggu di penginapan, Pak! Tadi Bu Rina nyuruh saya buat manggil Basel sama Pak Anva buat persiapan makan malam, sama sekalian ngomongin soal rencana besok,” jawab Ayana sekenanya, mengatakan segala sesuatu yang terpintas di benaknya.
“Oh iya, ini kami juga mau balik. Kebetulan beliau habis nelpon saya barusan. Ya sudah, kita balik sekarang! Udah mau magrib ini,” ujar Pak Anva singkat, lalu mengajak Basel dan Ayana kembali ke penginapan dan berkumpul bersama rombongan lainnya.
“Iya Pak!” jawab Basel dan Ayana kompak.
“Eh, Pak Anva!” sapa salah satu bapak-bapak yang sedang mengendarai sebuah mobil jip berwarna hitam, seraya melambaikan tangan ke arah Pak Anva.