AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #38

Perjalanan

[18 November 2025] Sekitar Halaman Penginapan Ranu Pina – 6:15 WIB

Cahaya fajar mulai nampak di ufuk timur, sementara angin pagi yang dingin seolah menusuk tulang setiap insan. Namun, semua itu tak menjadi penghalang berarti untuk melanjutkan perjalanan rombongan mahasiswa Pak Anva menuju ke Ranu Kumba, tempat Bunga Verbena yang misterius itu diduga berada. Pagi ini, mereka semua dikumpulkan pada sebuah tanah berumput lapang untuk pemanasan dan apel pagi.

“Gimana, masih pada semangat semuanya?!” goda Pak Anva dengan penuh semangat, walau jaket tebal masih setia menghiasi hampir seluruh partisipan yang hadir kala itu.

“S-s-semangat, P-paak….” Jawab para partisipan serentak, namun sedikit terbata-bata dan kurang bersemangat.

“Loh? Kenapa? Apa masih kurang cukup kalian tidur jam 10 malam?!” tanya Pak Anva heran, mempertanyakan waktu istirahat yang dirasanya sudah cukup ideal untuk memulihkan tenaga dan stamina.

“D-d-d-dingin, Pak!!” keluh para partisipan serentak, sedikit meninggikan suaranya, namun gigi mereka masih menggertak, seolah belum dapat move on dari hawa dingin yang senantiasa melingkupi area Desa Ranu Pina dan juga daerah-daerah di sekitarnya.

“Ya, tentu saja! Kita sedang berada di dataran tinggi yang suhunya hampir mencapai titik beku pada keadaan tertentu. Sementara di atas sana, pastinya bisa lebih turun lagi,” ujar Pak Anva sambil menunjuk ke arah puncak tertinggi di Pulau Jawa, yakni Gunung Meru, yang konon juga dijuluki sebagai ‘Tanahnya Para Dewa’.

“Tapi tujuan kita tidak ke puncak, melainkan hanya sebatas mencari tanaman tertentu untuk kita bawa pulang dan pelajari di kampus. Kalian semua masih ingat anggota kelompok dan tugasnya masing-masing, kan?” lanjut Pak Anva memastikan.

“Masih, Pak!!” jawab para partisipan kompak, kali ini lebih semangat. Sepertinya, tubuh mereka sudah mulai beradaptasi dengan suhu udara sekitar.

Melihat suasana yang mulai kondusif, Pak Anva pun langsung melanjutkan arahannya. Kali ini, ia menekankan tata tertib dan peraturan yang wajib ditaati setiap partisipan. Ia mengingatkan untuk membawa perlengkapan lengkap seperti tenda, senter, baju hangat, makanan, dan minuman.

Lalu, dengan sedikit intonasi mengancam, ia menegaskan pentingnya menjaga fisik dan mental agar selalu prima. "Kalau ada yang merasa sakit, segera bilang! Jangan pernah malu untuk mengakuinya, atau kalian sendiri yang tanggung akibatnya," katanya.

"Jangan buang sampah sembarangan dan selalu jaga kebersihan lingkungan," lanjutnya, matanya menatap tajam saat ia menekankan agar mereka mengamankan barang bawaan masing-masing, karena kehilangan bukanlah tanggung jawab pengelola.

Lihat selengkapnya