[23 November 2025] Universitas – 7:32 WIB
Dari gelap terbitlah terang. Dan dari terang, datanglah cahaya temaram keemasan yang murni dan hangat. Bagaikan gemerlap sinar mentari yang menembus tirai kelabu kehidupan, menyimpan banyak misteri dunia yang tak mengenal batas. Menghembuskan delusi hari kemarin dengan angin pagi yang menyegarkan, pada tiap insan yang mengawali harinya dengan penuh semangat.
Seperti halnya dan Pak Anva yang tampak antusias menyambut datangnya momen di mana mereka berdua dapat terbebas dari segala tuntutan Bibi Lara, terkait masalah Bunga Verbena tempo hari.
“Bagus! Selamat atas keberhasilan kalian dan terima kasih atas kerja samanya,” ucap Bibi Lara tampak senang, mengapresiasi kinerja Basel dan Pak Anva, meskipun ekspresi wajahnya datar.
“Eh? Cuma gitu doang?” kata Basel agak terkejut, karena hadiah dari perjalanan panjang dan melelahkan mereka, ternyata cuma berakhir dengan ucapan "selamat" dan "terima kasih".
“Gitu doang? Oh, jadi kalian mau nambah tugas lagi?” tegas Bibi Lara dengan pertanyaan maut.
“Ah, nggak deh, makasih!” jawab Basel dan Pak Anva kompak.
“Ah, kalau begitu, saya permisi dulu ya, Bu! Ada jam ngajar soalnya,” dalih Pak Anva sambil tersenyum ramah.
“Eh? Emang ada yakk?” tanya Basel sambil menatap Pak Anva heran.
“Udah, kamu diem aja, Bas! Ini supaya kita bisa segera keluar,” bisik Pak Anva kepada Basel untuk membuatnya bekerjasama agar bisa segera keluar dari ruang Dekan.
“Oh, brilian!” puji Basel terkesima dengan ide Pak Anva.
“Kenapa kalian malah bisik-bisik di sini? Katanya ada pelajaran?” tanya Bibi Lara menatap curiga.
“Eh? Ah, iya, Bu! Kalau begitu, saya permisi dulu!” pamit Pak Anva dengan ramah dan sopan.
“Iya.” Balas Bibi Lara cuek.
“Dah Bibi!” Kata Basel mengucapkan salam sambil melambaikan tangannya.
“Iya.” Kembali bibi Lara menanggapinya dengan datar.
“Jutek amat?” gumam Basel pelan, namun ternyata masih bisa didengar samar oleh Bibi Lara.
“Apa?” tanya Bibi Lara yang samar-samar mendengar sesuatu.
“Eh? Iya Pak, saya segera ke sana!” ujar Basel kaget, lalu membuat alasan dan langsung berlari menyusul Pak Anva.