AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #55

Kabar Baik

[26 November 2025] Kantor Kepolisian Setempat - 18:15 WIB

Insiden ledakan yang menebar teror di sekitar area pusat perbelanjaan, kini mengalami babak baru. Pemberitaan di berbagai media yang membahas peristiwa memilukan itu

"Jadi ... inikah pistol yang dijatuhkan oleh Hauzan?" tanya Inspektur Ebert memastikan.

"Daripada 'dijatuhkan', mungkin akan lebih tepat jika disebut ... 'dibuang'," sanggah Detektif Aftar mengoreksi.

Alis Inspektur Ebert pun naik, lalu bertanya, "dibuang? Kenapa?" herannya.

"Entahlah. Tapi sepertinya, dia kehabisan peluru," jawab Detektif Aftar tampak serius, sementara tangannya mengusap dagu.

"Kehabisan peluru? Kalau begitu, tinggal diisi saja kan?" tanya Inspektur Ebert retoris.

"Tidak sesederhana itu, Pak! Bagaimana kalau saya bilang ... dia tidak punya amunisi?" ucap Detektif Aftar mengajak berpikir.

"Tidak punya amunisi? Bagaimana Anda bisa membuat pernyataan seyakin itu?" tanya Inspektur Ebert kembali heran.

Detektif Aftar pun menghela napas sejenak, lalu menjawab, "baiklah! Kalau begitu, mari kita perhatikan laporan berikut dengan seksama!" ujarnya sambil menunjuk ke berkas laporan baru di meja kerja Inspektur Ebert.

"Menurut informasi yang tertera, ini adalah senjata api yang diduga digunakan oleh Hauzan. Ditemukan sekitar 100 meter dari area ledakan di lokasi kejadian. Merupakan generasi pertama jenis pistol Glock dengan type 17 hitam, yang berbahan dasar polymer ringan," lanjutnya menerangkan, seraya mengarahkan fokus ke barang bukti yang telag dibungkus plastik.

"Pistol ini mulai dikembangkan di Inggris pada tahun 1990 dan memiliki magazen box berkapasitas 15 butir peluru kaliber 9mm dengan mekanisme pengoperasian semi otomatis recoil pendek. Biasanya digunakan oleh satuan khusus kepolisian yang berpangkat bintara atau di atasnya,” imbuhnya mengakhiri penjelasannya, lalu menatap Inspektur Ebert dengan serius.

“Oke, sejauh ini saya mengerti. Lalu?” tanya inspektur Ebert penasaran.

“Tidakkah hal ini aneh? Bagaimana mungkin penjahat kelas atas sepertinya bisa membawa senjata satuan khusus yang tidak sembarang orang bisa memilikinya?” jawab Detektif Aftar penuh teka-teki.

“Jadi ... dia mencurinya?” duga Inspektur Ebert agak ragu.

“Ya, atau lebih tepatnya ... merampoknya!” ralat Detektif Aftar sambil menyodorkan sebuah headline berita di koran yang terbit beberapa hari lalu. Mata Inspektur Ebert pun membulat, menyaksikan judul berita yang dicetak tebal pada surat kabar.


“PEMBUNUH BERANTAI

Lihat selengkapnya