Waktu pun terus berjalan, hingga tak lama kemudian, sesuatu yang berawal dari hal tak terduga, akhirnya muncul dan menjadi pemicu yang menuntun imajinasi Basel agar menemui titik terang. Tepat di arah jam 10 dari sisi kiri meja kerjanya, terdapat sebuah foto lama yang dibingkai dengan pigura kayu kecil seukuran A5, lalu ditambah 5 cm lagi pada masing-masing sisinya.
Pada foto tersebut, tampak sosok Basel, ayahnya dan penjaga sel ayahnya, sedang berfoto bersama di sebuah taman alun-alun dekat area pusat kota, diambil sekitar 2 tahun lalu. Setelah mengamatinya dengan cermat, tiba-tiba terlintas sebuah ide cemerlang tentang bagaimana caranya untuk menyisipkan spyware-virus buatannya secara aman, rahasia, dan tentunya ... tanpa terdeteksi.
Tak ingin membuang waktu, Basel pun langsung menyalakan laptop kesayangannya dan sesegera mungkin melakukan perubahan untuk merevisi bentuk akhir dari spyware-virus buatannya.
Berjam-berjam kemudian, usai melalui berbagai prosedur pembuatan yang rumit, dengan bermodalkan kerja keras, ketekunan, serta berbagai sumber ilmu yang didapatkannya secara online, sekitar pukul 10 malam, Basel akhirnya mampu menyempurnakan pekerjaannya hingga mencapai tahap akhir. Sebuah spyware-virus sempurna yang aman dan tak terduga, akhirnya tercipta.
Namun, alih-alih menggunakan format *.apk ataupun *.exe, Basel mengubah sistem dan program khusus spyware-virus buatannya menjadi bentuk format khusus, yang dapat disisipkan pada file berjenis ekstensi apa pun, sehingga secara fungsional, spyware-virus tersebut nantinya dapat beroperasi dengan lebih fleksibel.
Setelah usaha keras yang ia lakukan, akhirnya "virus R-BiT" pun terlahir dengan sempurna. Namun, Basel perlu melakukan uji coba guna membuktikan kehebatan virus buatannya. Akhirnya, dipilihlah Ayana, sebagai subyek percobaan pertamanya.
“Eh? Apaan nih?” gumam Ayana penasaran, karena ponsel miliknya tiba-tiba berdering dan mengeluarkan suara “cling!”, sebelum akhirnya terdiam.
Ketika dicek, ternyata ada satu pesan masuk dari Basel yang berbunyi, “malem Ay, kamu udah tidur belum?” demikian isinya.
Tidak seperti biasanya, yang hanya mengirim pesan untuk sekadar menanyakan tugas kuliah, kini Basel mengirim pesan dengan nada sapaan hangat, hingga membuat Ayana jadi heran.
“Basel? Tumben malem-melem chat aku?” gumam Ayana penasaran. Beberapa detik setelahnya, ia pun langsung membalas pesan tersebut sambil sedikit tersenyum menatap layar ponselnya.
Tak berselang lama, pesan balasan dari Ayana pun berdering ke ponsel Basel. “Belom kok, ada apa Bas?” balasnya.