[5 Januari 2026] Kantor Kepolisian Malren - 19:30 WIB
Setelah percakapan intens di ruang Inspektur, di mana Basel akhirnya mengakui "skakmat" dari Detektif Aftar dan menerima takdir barunya, ia kini dihadapkan pada fase berikutnya dari kesepakatan itu.
"Bagus! Selain kerahasiaan identitasmu, apa lagi yang kau butuhkan?" tanya Detektif Aftar, menatap Basel penuh ekspektasi setelah Basel menyetujui tawaran mereka.
"Yah, untuk saat ini, saya butuh ... ruangan pribadi." jawab Basel, matanya menerawang seolah memikirkan sesuatu.
"Ya, untuk mempersiapkan senjata-senjata unikmu, kan? Tidak masalah! Bisa diatur!" Detektif Aftar mengangguk paham, seringai tipis terukir di bibirnya.
"Oh iya, dan juga ...." Basel menjeda, membuat Detektif Aftar mengernyitkan dahi.
"Hmm?" gumam Detektif Aftar, penasaran.
"Sebuah topeng." ujar Basel, suaranya pelan namun penuh penekanan.
"Oh, sebuah topeng? Menarik! Topeng seperti apa yang kau butuhkan?" Detektif Aftar tampak antusias, menyandarkan tubuhnya ke belakang kursi.
"Itu ...." Basel tersenyum tipis, lalu mulai menjabarkan detail ide topeng yang ia butuhkan. Sebuah topeng yang nantinya dapat melindungi identitasnya, sekaligus mampu menebar teror bagi siapa pun yang menjadi targetnya. Menimbulkan rasa takjub dan terkesima atas ide brilian yang diusung oleh Basel.
"Ini ... menakjubkan!" puji Detektif Aftar, matanya berbinar, tampak terkesima dengan visi Basel.
"Apa Bapak sanggup merealisasikan ide itu?" tanya Basel, menatap Detektif Aftar penuh harap.
"Tentu saja! Bahkan aku sendiri pun ... tidak sabar melihat hasil akhirnya! Brilian!" Detektif Aftar menggebu-gebu, membayangkan topeng itu menjadi kenyataan.
"Berapa lama kira-kira waktu yang Bapak perlukan untuk membuatnya?" tanya Basel, ingin memastikan.
"Dengan tim dan kenalanku yang bisa diandalkan, mungkin sekitar ... pekan terakhir di awal tahun?" Detektif Aftar menjawab santai, tersenyum tipis.
"A-apa? Setahun hanya untuk sebuah topeng? Tidakkah itu terlalu lama?" ujar Inspektur Ebert heran, wajahnya menunjukkan kebingungan total, tampaknya tidak menangkap sedikit gurauan dari Detektif Aftar. Bahkan, Basel pun menatapnya heran.
"Ehem! Itu ... maksudnya, beberapa minggu, Pak!" celetuk Dokter Filozeki, menghela napas pasrah, membantu menjelaskan sambil melirik Inspektur Ebert.
"Hah? Darimana datangnya hitungan itu? Apa kalian sedang mengantuk?" sanggah Inspektur Ebert masih tak paham, alisnya berkerut dalam, hingga membuat Dokter Filozeki seketika mengusap-usap dahinya, sementara Basel dan Detektif Aftar saling pandang dengan ekspresi datar yang bercampur sedikit heran.
"Umm, maaf saya menyela," ujar Basel, merasa perlu meluruskan.
"Iya, Nak?" Inspektur Ebert menoleh, menatap Basel.
"Apa Bapak masih ingat, ini tanggal berapa?" tanya Basel, tersenyum tipis.
"Hmm? Tentu saja! Ini kan tanggal ... ah, 5 Januari, benar?" Inspektur Ebert menjawab penuh percaya diri, seolah tak ada yang salah.
"Betul! Itu artinya ...?" Basel memancing, senyumnya semakin lebar.
"Artinya ... itu artinya ... sekitar ... 3 minggu lagi?" Inspektur Ebert tampak berpikir keras, menghitung di jari-jarinya.
"Nah!" Basel mengangguk, puas.