AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #16

Keanehan

[22 September 2025] Ruang Kelas, Universitas Malren – 13:29 WIB

Roda waktu mulai berputar, meninggalkan banyak serpihan peristiwa yang berjalan dengan ritme pelan, namun tetap terasa cepat. Ya, banyak hal aneh yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, seperti fenomena terbaru kasus penangkapan para buronan yang terasa janggal. Bagaimana mereka selalu berakhir pingsan, bahkan sebelum polisi sempat datang menghampiri.

Sementara itu, mulai muncul keanehan dalam diri Basel. Ia tampak jadi lebih riang dan bahagia, tak lagi bertindak ceroboh hingga menabrak dinding ataupun tidur di kelas seperti sebelumnya. Bahkan, ia malah tampak rajin, hingga mulai memicu tanda tanya besar pada orang-orang di sekitarnya, termasuk Pak Anva.

“Umm … Bas?” sapa Pak Anva.

“Iya Pak?” Basel menoleh, lalu menyadari tatapan heran dari Pak Anva dan teman-teman sekelasnya.

“Mau diantar ke UKS?” tanya Pak Anva blakblakan, menyindir perubahan sikap Basel yang tidak biasa.

“Ampun deh Pak, emangnya aneh kalau saya belajar?!” protes Basel yang merasa tersinggung atas sindiran Pak Anva. Tidak adil baginya, jika dicap sebagai “orang sakit” di saat ia justru sedang semangat belajar.

Seketika semua orang pun tertawa kecil atas pembelaan Basel yang cukup menghibur, hingga Pak Anva pun kembali angkat bicara mengenai sindirannya barusan.

“Ah, maaf! Kalau begitu, lanjutkan!” ucap Pak Anva dengan tulus, coba meluruskan hipotesis miring sebelumnya dan menyuruh Basel untuk tetap menjaga perilaku baiknya itu.

“Iya, Pak.” Jawab Basel sekenanya, lalu kembali menatap buku tulisnya, dan mencatat semua poin-poin penting yang disampaikan Pak Anva di kelasnya. Sekitar 2 jam setelahnya, perkuliahan pun berakhir.

Hari ini, Basel terlihat cukup bersemangat, hingga membuat semua orang merasa heran. Terlebih, alih-alih meninggalkan kelas dan pulang, Basel justru pergi ke perpustakaan. 

Ayana yang selalu mengamati gerak-gerik Basel pun mulai penasaran, lalu mengikutinya menuju perpustakaan dan membuka percakapan.

“Umm ... Bas?” sapa Ayana ramah.

“Hmm?” respons Basel datar tanpa melihat ke arah Ayana.

“Kalo aku perhatiin, akhir-akhir ini kamu kelihatan bahagia banget ya,” ucap Ayana penasaran terhadap perubahan pada diri Basel yang begitu tiba-tiba, membuatnya seolah jadi orang yang berbeda.

Apakah itu karena wanita? Atau ada hal lainnya? Pikiran-pikiran inilah yang menjadi modal keberanian Ayana untuk menemukan jawabannya.

“Emang!” jawab Basel membenarkan.

“Oh iya? Apa ada sesuatu yang menarik?” tanya Ayana menyelidik, alisnya sedikit naik.

“Oh, banyak!” jawab Basel singkat, sambil tersenyum senang.

“Beneran Bas? Kayak gimana tuh?” tanya Ayana makin antusias.

“Rahasia.” Balas Basel cuek.

Lihat selengkapnya