AIMER - The Night Watcher

Hazsef
Chapter #25

Teguran

[16 November 2025] Apotek Lara Kencana – 13:24 WIB

Tak terasa, sudah lewat 1 jam sejak Basel berpamitan pergi berbelanja, meninggalkan Ayana dan Bi Inah di apotek. Sampai pada suatu ketika, terdengarlah suara mesin motor yang diparkir tepat di depan apotek.

"Ah, akhirnya dateng juga," batin Ayana lega. Ya, dan benar saja, ternyata itu adalah sosok Basel yang kemudian masuk dan mengucapkan salam kepada Bi Inah dan Ayana.

"Assalamu'alaikum!" salam Basel sambil memasuki ruangan apotek dengan tenang. Ia tetap memakai masker hitam dan menenteng 1 kantong plastik besar berisi aneka jajanan yang "baru saja" ia beli dari minimarket terdekat.

"Wa'alaikumsalam!" jawab Bi Inah dan Ayana serentak.

"Mampir ke minimarket kok lama amat Bas? Emangnya beli apa aja kamu?" tanya Bi Inah heran, tatapannya menyelidik.

"Ah, ini Bi, tadi Basel ketemu temen lawas di jalan, jadinya ya ... gitu. Nimbrung bentar, hehe." Jawab Basel sekenanya. Tampaknya, ia tak ingin memperpanjang percakapan yang dapat mengundang kecurigaan, sehingga ia pun berpura-pura menjadi karakter sosok bocah nakal yang tak kenal waktu saat sedang bermain.

Bi Inah pun menggelengkan kepala, lalu mulai mengomel, "ya ampun, kamu ini gimana sih Bas? Bi Inah jadi kasian nih sama Ayana. Kan kesepian dia," ucapnya prihatin.

"I-iya iya, maaf! Ini Bi, camilannya. Ay, ambil nih! Tadi aku beliin es krim juga loh!" ujar Basel yang coba mengalihkan pembicaraan dan meredam suasana. Untungnya, cara itu berhasil. Walaupun masih mendapat teguran dari Bi Inah.

"Hmm, ya udah ... lain kali jangan diulangi ya?" tegur Bi Inah menegaskan.

"Iya, Bi." Angguk Basel pelan, lalu menyerahkan sekantong plastik besar ke Ayana.

"Makasih ya, Bas." Ucap Ayana tulus sembari menerima kantong plastik tersebut. Setelahnya, Basel pun langsung pergi, kali ini dengan alasan mengganti baju. Karena memang, pakaian yang ia kenakan, tampak berantakan dan penuh debu.

"Iya, sama-sama. Ya udah, aku tak ganti baju dulu ya. Gerah soalnya," pamit Basel pada Bi Inah dan Ayana, lalu dengan tenang berjalan masuk ke ruang santai. Ruang santai ini cukup luas, memiliki tempat tidur tanpa dipan yang biasanya digunakan beristirahat, berjarak sekitar 5 meter di belakang meja kasir, hanya saja terhalang oleh tembok.

"Oh iya, Bas!" balas Bi Inah mempersilakan.

Kemudian, waktu pun berlalu. Detik demi detik, menit demi menit telah terlewati, semenjak Basel pamit dengan alasan ganti baju. Namun, ia tak kunjung muncul.

Merasa ada yang tidak beres, Ayana lalu berniat menyusul Basel sambil bertanya-tanya dalam hati, apa alasan Basel berperilaku demikian, seolah ada sesuatu yang sedang ia sembunyikan. Namun tentunya, selepas ia berpamitan dengan Bi Inah terlebih dahulu.

"Bi, Aya ijin ke belakang bentar ya?" pamit Ayana dengan sopan.

"Oh, iya, Ay!" jawab Bi Inah singkat. Setelahnya, Ayana segera pergi mencari Basel di ruang santai. Namun, tak ada siapa pun di sana, selain 2 buah tas yang ia titipkan sewaktu baru sampai di apotek bersama Basel.

Lihat selengkapnya