Kereta telah meninggalkan Stasiun Probolinggo. Kalau dari jadwal, kereta masih berhenti di 2 stasiun lagi, yakni Stasiun Klakah di Lumajang, dan Stasiun Tanggul di Jember sebelum akhirnya tiba di tempat tujuanku yakni Stasiun Kota Jember. Sebentar. Kenapa penumpang di sebelahku justru tidur dan menaruh kepalanya di bahuku, ya?
“Mbak. Mbak,” kataku seraya menggerakkan lengan kiri.
Tapi, penumpang perempuan ini tak bangun.
“Mbak. Bangun, Mbak,” kali ini, aku berusaha menggerak-gerakkan tangannya. Sayangnya, dia hanya menggeliat sepintas.
“Mbak, kepalanya, Mbak.”
Ah, sudahlah. Meski agak risih, aku harus menyelesaikan novel ini. Masih 3 bab lagi yang perlu aku baca. Dan bab inilah yang menjadi alasan krusial, mengapa aku sampai rela terbang ke Jawa dan mencari Ayas di pucuk timur begini.