Bip! Bip! Bip! Bip!
Aira meraba nakas, mencari jam digital miliknya yang terus berbunyi. Setelah itu, ia memasang piringan hitam pada turntable berjenis Technics SL1200 miliknya. Satu set piringan hitam dan turntable itu ia dapat dari kakeknya awal masuk SMP.
Aira tidak tahu-menahu tentang piringan hitam, sehingga ia tidak pernah membeli piringan hitam di toko antik. Hanya ini satu-satunya piringan hitam yang ia miliki. Sebenarnya, Aira tidak begitu suka dengan benda antik ini. Tapi, sayang kalau rusak karena tidak digunakan, lebih lagi ini adalah amanah dari kakek.
Pagi ini, Aira mendapat jadwal kelas online pukul delapan sampai pukul sepuluh. Kelas sudah selesai, namun Aira harus mengerjakan tugas yang tadi diberikan sebulum nantinya menumpuk.
Kling! Sebuah pesan masuk. Tulisan 'Sukses Kontes' muncul di bagian atas layar. Aira segera menekan tulisan tersebut, barangkali ada yang penting.
Sukses Kontes
Coach Ajeng : Hari ini latihan, ya! XD
Jam berapa coach?
Joy : Kok mendadak, coach? :'(
Jeje : ~2
Jiyah : ~3
Kalian ini, komennya satu aja biar nggak nyepam! -__-
Joy : Suka-suka Zoya :p
Jiyah : ~2 Ziya
Jeje : ~3 Zeya
Terserah!
Coach Ajeng : Udah, jangan ribut! Latihannya jam satu siang.
Joy : Yah, waktunya tidur siang, coach :'(
Jiyah : ~2
Jeje : ~3
Coach Ajeng : Come on girls! Ini hari terakhir latihan.
Aira langsung keluar dari aplikasi chat tersebut, lalu memasang alarm di hpnya. Ia kembali menyelesaikan tugasnya yang sempat tertunda.
-o-
Setengah jam lagi Aira harus sampai ke tempat latihan menarinya. Sebelum berangkat, ia harus berpamitan pada ibu kos, biasa ia panggil tante Diana, alias adik dari ibunya.
Jika di lihat dari luar, bangunan yang digunakan sebagai tempat kos putri ini sekilas seperti hotel dimana terdapat dua buah lift dan kamar mandi pada masing-masing kamar. Bedanya, bangunan ini tidak memiliki loby.
"Permisi, Tante Diana?" ucap Aira sambil mengetuk pintu ruangan VVIP. Disebut ruangan VVIP karena ruangan tersebut berada dibagian paling atas bangunan, dan hanya terdapat satu ruangan saja.
Beberapa saat kemudian pintu tersebut terbuka, muncullah perempuan paruh baya lengkap dengan pakaian super minimnya.
"Ada apa, sayang? Mari masuk dulu," ucap Diana kemudian.