Air Mancur Negeri Gula

catzlinktristan
Chapter #18

18. Ke Mana Hilangnya Negeri Gula?

 

18.     Ke Mana Hilangnya Negeri Gula?

 

“Kek, kalau Tante Nana dan Markisa datang ke sini, tolong katakan pada mereka untuk segera kembali ke Negeri Gula,” pesan Sekar.

“Baiklah.” Kakek memberikan mereka bekal beberapa potong ketela rebus dan pisang bersalut gula aren. “Hati-hati di jalan. Semoga kalian bisa segera menyelesaikan misi kalian.”

Kakek Petapa mengantar mereka hingga keluar hutan dengan kerbaunya. Mereka duduk di atas kerbau besar dengan tanduk yang sangat gagah. Kakek Petapa mengatakan jika mereka menyusuri jalan setapak ini, mereka akan menemukan tempat perhentian balon udara Pak Niaga. 

Hanin dan Sekar menunggu dan menunggu. Tidak ada tanda-tanda balon udara di langit. Mereka mulai bosan dan cemas. Apakah Kakek Petapa tidak salah ingat jadwal kedatangan Pak Niaga? Atau jangan-jangan Kakek lupa di mana tempatnya. Gawat!

Tapi baru saja Hanin hendak mengajak Sekar mencari ke tempat lain, di langit tampak sebuah balon udara berwarna merah putih. “Itu Pak Niaga!” teriak Sekar.

“Pak Niaga!” Hanin melambi begitu pula Sekar.

“Pak Niaga!”

Mereka berhasil naik ke balon udara Pak Niaga. Pria itu sangat senang bertemu mereka lagi. Dia memeluk Hanin dan Sekar hingga mereka sulit bernapas. Bahkan Pak Niaga terus-menerus merasa bersalah karena kejadian balon udara yang terjebak badai dulu.

“Kalian mau ke mana kali ini?” tanya Pak Niaga.

“Negeri Gula!” teriak Hanin dan Sekar kompak.

Lalu Pak Niaga tampak kebingungan. Dia melepaskan topi lalu menggaruk kepalanya.

“Ada apa Pak Niaga?” tanya Sekar.

“Apa kami tidak bisa menumpang ke Negeri Gula?” tanya Hanin.

“Masalahnya, Negeri Gula sama sekali tidak pernah terlihat lagi,” ucap Pak Niaga.

“Tidak mungkin!” Hanin berteriak, “kami baru saja dari sana!”

“Tolong kami Pak Niaga, bantu kami mencari Negeri Gula,” bujuk Sekar.

“Baiklah, aku akan menemani kalian mencari Negeri Gula,” janji Pak Niaga.

Lihat selengkapnya