==
20. Kalung Berbandul Donat
Hanin dan Sekar berjalan menuju Hutan Peri. Mereka membawa donat manis buatan mereka. Ketika sampai dan menyerahkan donat tersebut, mereka menanti dengan cemas bagaimana tanggapan Ratu Peri. Satu donat manis dicicipi, wajah Ratu Peri perlahan berubah. Dia tersenyum. “Kalian anak-anak yang hebat,” ucapnya.
“Jadi kami berhasil?” tanya Hanin.
Ratu Peri mengangguk. “Aku senang penduduk Negeri Gula sudah mengerti betapa pentingnya menjaga apa yang mereka miliki.”
“Kalau begitu, kutukan dan hukuman Negeri Gula akan berakhir?” tanya Skar.
Kembali Ratu Peri mengangguk. Madu yang berdiri di dekat Ratu Peri melompat gembira. Dia memeluk Sekar dan Hanin, “Terima kasih, terima kasih. Tanpa kalian, semua tidak akan bisa terjadi.”
Ratu Peri memerintahkan peri-peri hutan untuk menaburkan bubuk emas ajaib di sekeliling gelembung pembatas. Dan dalam sekejap gelembung itu hilang. Negeri Gula perlahan-lahan berubah, dalam sekejap, matahari masuk, angin menghembus memenuhi seisi negeri dan air dari pegunungan mengalir lagi membuat negeri tersebut kembali berwarna dan hidup. Meski debu-debu tentunya masih ada tersisa dari lamanya tempat itu tidak terurus.
Om Benjo berlari menyambut keluarganya. Madu, Markisa, Tante Nana dan Om Benjo mereka berpelukan erat. Tak ingin lagi berpisah dengan orang-orang yang mereka sayangi dan rindukan.
"Kalian berhasil menyelesaikan syarat dariku. Karena itu, sesuai janjiku." Ratu Peri tersenyum. "Negeri Gula bebas."
"Wah keren," ujar Hanin.
"Terima kasih," ucap Madu dan Markisa.
Ratu Peri tersenyum ramah. "Aku percaya kalian akan mampu menjaga negeri ini dengan baik. Karena kalian telah membuktikan dengan usaha keras dan pengorbanan demi mengembalikan Negeri Gula menjadi lebih baik."
Om Benjo dan Tante Nana membungkuk, memberi hormat serta mengucapkan banyak terima kasih.
"Kemudian ada satu hal lagi yang harus kita kerjakan." Mereka semua menatap Ratu Peri bingung. Kepak sayap indah aneka warna saat tertimpa cahaya matahari terdengar. Ratu Peri berpindah pada bagian tengah-tengah kota. "Aku akan mengembalikan pula air mancur gula kepada kalian," ucapan Ratu Peri dihentikan Sekar dan Hanin.
"Tunggu!"
Om Benjo dan Tante Nana merasa bingung. Demikian pula Madu dan Markisa.
"Ada apa gadis manis?" tanya Ratu Peri pada Hanin.
"Bisa nggak air mancur cokelat tetap ada." Hanin memohon.
Om Benjo menarik Hanin. "Bagaimana bisa kamu meminta air mancur keruh itu tetap ada di negeri kami?"
"Maksudnya tuh, bikin satu air mancur lagi. Jadi ada dua air mancur," pinta Hanin. "Soalnya Mbak Sekar suka donat tabur gula halus. Sedangkan Hanin suka donat cokelat," tambahnya.
Ratu Peri tersenyum. "Karena dua bocah kecil ini berjasa maka akan kukabulkan permintaan mereka."