Air Mata Bidadari

Erdem Emre
Chapter #1

Prolog

Adana, Turki.

Agustus, 200X.

 

Di tengah puncak musim panas yang hangat di Adana, Turki, pada bulan Agustus tahun 200X, sebuah ruang sidang pengadilan menjadi saksi bisu dari kisah tragis seorang pemuda bernama Bayram. Dengan usia yang telah mencapai tiga puluh tahun, Bayram duduk di dalam ruang sidang dengan tatapan muram yang memantulkan goresan amarah, kesedihan, dan kekecewaan yang mendalam. Ruang sidang kota Adana menjadi saksi bisu dari patah hati yang terjadi di antara Bayram dan Defne, sepasang suami istri yang kini terpisah oleh keputusan pengadilan.

Beberapa jam sebelumnya, Defne masih menjadi pendamping hidup Bayram. Namun, kini, mereka duduk berhadapan di kursi pengadilan, simbol dari akhir perjalanan cinta mereka. Hakim telah mengakhiri ikatan pernikahan mereka dengan putusan cerai yang membeku. Di samping Bayram, Defne duduk dengan bayi mungil yang terbungkus selimut wol berwarna merah jambu. Sikapnya tetap tenang, namun penuh ketegasan, seolah menunjukkan bahwa dia telah mengambil keputusan sulit untuk melangkah maju.

Lihat selengkapnya