Kamu pikir vampir hanya ada di luar sana? Di Eropa, begitu? Atau di Amerika, tempat Count Dracula yang terkenal berasal? Oh, dan Twilight. Kamu pikir vampir hanya ada di Twilight, kan? Dan, kamu pikir mereka ganteng dan berkilau-kilau di bawah sinar matahari, kan? Atau … kamu pikir vampir itu enggak ada sama sekali? Enggak banget, deh, kalau kamu percaya ada cowok ganteng dan cewek kece mengisap darah pada malam hari.
Oke, enggak masalah kalau kamu pikir begitu. Kami juga tadinya pikir begitu. Di sini kan, adanya pocong, tuyul, genderuwo, kuntilanak, suster ngesot, dan … eh, nenek gayung. Tapi, kami salah. Kamu salah. Aku juga salah. Kalau aku enggak pernah mengalami hal ini, dan selamat, aku enggak akan pernah tahu bahwa aku salah. Aku enggak akan pernah bisa membuktikan kalau kamu salah. Apa yang kualami? Yah, akan kuceritakan. Ini adalah kisah tentang aku, empat orang temanku, dan ... vampir. Ah, sori. Salahku. Aku, empat orang temanku, dan ... vampir-vampir. Sebelum cerita ini dimulai, aku harus memberitahumu beberapa hal penting. Pertama, kalau kamu enggak percaya kepadaku, enggak usah repot-repot membaca cerita ini sampai selesai.
Kedua, vampir. Ya, aku akan membicarakan vampir. Dan ada banyak hal yang harus kamu tahu soal vampir. Misalnya, mereka ada. Kamu enggak akan tahu mereka ada di mana atau sedekat apa denganmu. Tapi, mereka ada.
Hal penting ketiga, teman-temanku. Aku punya empat teman yang menemaniku dalam petualangan ini. Mereka merupakan unsur yang sangat penting, jadi kamu harus kenal. Ada Billy, Si Ganteng Tukang Nekad yang kerjaannya cari perhatian. Heidi, saudara sepupuku yang superpintar. Lalu, Sam dan Anna, saudara kembar yang punya wajah sama persis, tapi kepribadian bertolak belakang.