Air Mata di Ujung Kiblat

Jiebon Swadjiwa
Chapter #3

Bab 3: Sebuah Buku

Matahari mulai terbenam saat Neisha melaju pulang dari tempat kerjanya. Hari itu lebih melelahkan dari biasanya. Pekerjaan yang menumpuk membuatnya kehabisan energi. Di tengah perjalanan pulang, Neisha teringat bahwa ia belum membeli perlengkapan sekolah untuk Dendi dan Dimas. Anak-anaknya sudah berulang kali mengingatkan, tapi kesibukannya selalu membuatnya menunda.

Saat melewati sebuah jalan yang cukup ramai, pandangannya tertumbuk pada sebuah toko buku kecil yang baru dibuka beberapa bulan terakhir. Dengan keputusan mendadak, Neisha memutar setir dan memarkir mobilnya di depan toko tersebut. Ia memutuskan untuk mampir sejenak, mencari perlengkapan yang diperlukan. Toko itu sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang sibuk memilih buku di antara rak-rak.

Begitu melangkah masuk, Neisha merasakan suasana yang tenang dan nyaman. Lampu-lampu lembut menerangi rak-rak buku yang tertata rapi. Bau khas buku baru memenuhi udara, menyambutnya seperti pelukan hangat. Neisha melangkah santai menuju rak-rak alat tulis dan buku anak-anak, mencoba menemukan apa yang ia butuhkan untuk Dendi dan Dimas.

Saat sedang memilih beberapa buku catatan dan pensil warna, seorang pria tiba-tiba muncul di sampingnya.

“Perlu bantuan?” tanyanya dengan suara ramah.

Neisha menoleh dan melihat pria itu tersenyum padanya. "Oh, tidak, terima kasih. Saya hanya mencari perlengkapan sekolah untuk anak-anak."

Pria itu mengangguk. “Ini toko yang bagus, kan? Saya sering ke sini kalau butuh sesuatu yang khusus.”

Neisha tersenyum tipis. “Iya, suasananya sangat tenang. Saya baru pertama kali ke sini.”

Setelah mengambil beberapa barang yang diperlukan, Neisha memutuskan untuk melihat-lihat rak buku lainnya, berharap menemukan sesuatu yang bisa ia baca di waktu luangnya yang belakangan ini terasa begitu sepi. Ketika berjalan melewati rak-rak buku dewasa, pandangannya tertuju pada sebuah buku dengan sampul sederhana. Sampulnya berwarna kelabu, tanpa gambar, hanya ada judul buku yang ditulis dalam huruf kapital berwarna jingga. Judulnya sederhana, namun cukup membuat Neisha penasaran. Ia hendak mengambil buku itu ketika pria tadi kembali muncul di sisinya.

 Buku yang bagus,” katanya, sambil mengambil buku itu dari rak dan menyerahkannya pada Neisha. “Saya sudah membacanya beberapa kali. Mungkin Anda juga akan menyukainya.”

Neisha terkejut sejenak, lalu tersenyum. “Benarkah? Apa yang menarik dari buku ini?”

Lihat selengkapnya