Air Mata di Ujung Kiblat

Jiebon Swadjiwa
Chapter #5

Bab 5: Sosok yang Kembali

Pagi itu terasa begitu tenang. Matahari bersinar lembut di balik jendela ruang tamu, menambah kehangatan dalam rumah kecil milik Neisha.

Setelah memastikan kedua anaknya berangkat sekolah dengan segala kebutuhan yang sudah siap, Neishamemutuskan untuk membersihkan rumah. Mengisi waktu dengan aktivitas rumah tangga adalah caranya melupakan sejenak kegelisahan yang sering menghantui pikirannya.

Neisha merapikan mainan anak-anak yang berserakan di lantai ruang tamu, lalu melanjutkan dengan melipat pakaian yang baru saja selesai dicuci. Dalam kesibukan rutinnya, pikiran Neisha tak bisa sepenuhnya tenang. Ia masih teringat telepon tak terduga beberapa hari yang lalu. Suara asing di ujung telepon yang menyebut namanya dengan akrab, namun tidak memberikan penjelasan apa pun.

Saat Neisha membersihkan debu di meja ruang makan, bel pintu rumahnya tiba-tiba berbunyi. Suara itu mengejutkan Neisha, membuat tangannya terhenti di udara. Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini? Dengan perasaan cemas yang tak bisa dijelaskan, ia meletakkan kain lap dan berjalan perlahan menuju pintu.

Ketika Neisha membuka pintu, dunia seakan berhenti. Di hadapannya berdiri seorang pria dengan wajah yang sudah lama ia coba lupakan, Anjas. Pria yang meninggalkannya bertahun-tahun lalu tanpa penjelasan, membawa serta harapan dan kepercayaan yang telah Neisha berikan padanya.

"Neisha..." Suara Anjas terdengar pelan, seolah ragu untuk memulai pembicaraan. Ia tampak lebih tua dari yang Neisha ingat, dengan kerutan di sudut matanya yang menunjukkan beban hidup yang telah ia jalani.

Neisha terdiam. Mulutnya terasa kaku, jantungnya berdetak begitu kencang hingga ia merasa sesak. Kenangan-kenangan lama yang sudah terkubur dalam kembali mengapung ke permukaan, membawa serta rasa sakit yang belum sepenuhnya hilang.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Suara Neisha akhirnya keluar, serak dan penuh emosi yang tak tertahankan. Ia tidak tahu apakah ia harus marah, sedih, atau justru lega melihat Anjas berdiri di depannya.

"Aku... Aku ingin minta maaf, Neisha. Aku tahu aku salah... sangat salah," kata Anjas dengan nada penuh penyesalan. "Aku meninggalkan kamu dan anak-anak tanpa penjelasan. Aku tidak bisa berharap kamu akan memaafkan aku begitu saja, tapi aku datang untuk mencoba memperbaiki semuanya."

Neisha menatap Anjas dengan pandangan tajam. "Memperbaiki? Setelah bertahun-tahun? Apa kamu pikir permintaan maaf bisa menghapus semua rasa sakit yang aku alami selama ini?"

Anjas menunduk, terlihat jelas bahwa kata-kata Neisha telah menusuknya. "Aku tahu, Neisha. Aku tahu aku tidak bisa menghapus masa lalu. Tapi aku ingin kamu tahu alasannya... kenapa aku pergi."

Lihat selengkapnya