AIR MATA IBLIS

Kakco
Chapter #3

BAB 3 Keturunan Gobang Yang Terlupakan

Ratu Kencana Wungu kemudian menjentikan jarinya kemudian beberapa dayang istananya memasuki kamar tempat ku berada sambil membawa makanan dan minuman yang sebelumnya belum pernah ku lihat dialam manusia. Wajah para Dayang Istana tersebut sangat menyeramkan, dan tidak memiliki anggota tubuh yang utuh.

Dari yang ku lihat, kemungkinan besar para Dayang Istana Ratu Kencana Wungu dulunya adalah para manusia yang melakukan perjanjian gaib dengannya. Sebagai balasnya sekarang jiwa mereka diperbudak dan dipaksa mengabdi kepada Ratu Kencana Wungu sampai hari kiamat tiba.

Kemudian Ratu Kencana Wungu Mengibaskan tangannya ketika para Dayang yang menyeramkan tersebut sudah meletakan makanan disekitar ku.

"Makanlah Nak dan percayalah aku tidak bermasuk jahat kepada mu. aku sengaja menunjukan mereka karena tadi di dermaga kau sempat berkata ingin menjual jiwa mu kepada iblis." Ratu Kencana Wungu menatap tajam kearah ku dengan mata biru lautnya.

"....Kanaya, itulah yang akan kau alami jika kau melakukan perjanjian gaib dengan bangsa jin seperti ku. kecuali kami dari bangsa jin mengakui mu sebagai tuan kami, dirimu barulah mendapatkan bantuan kami secara Cuma-Cuma tanpa ada efek apapun." Ratu Kencana Wungu menjelaskan maksudnya sambil menggelengkan kepalanya pelan ketika pandangan kami terkunci untuk beberapa saat.

Pesan yang ingin disampaikan oleh Ratu Kencana Wungu tersampaikan kepada ku secara gamblang. Ketakutan langsung menguasai diri ku ketika otak ku kembali mengingat bentuk fisik para Dayang istana yang dulunya manusia yang melakukan perjanjian gaib dengan Ratu Kencana Wungu.

"aa....apakah Ratu menikmati ketika menyiksa jiwa mereka seperti itu?" tanya ku dengan suara gemetar ketakutan.

Patih Lodaya yang mencium aroma ketakutan ku, menyeringai dan memamerkan gigi tajamnya yang tersembunyi dibalik mulutnya. Mata merahnya yang menyala seperti api seolah-olah mengintai ku dan akan melahap jiwa ku kapan saja ketika mendapatkan isyarat dari Rau Kencana Wungu yang sedang menatap ku sambil tersenyum.

"Tidak, aku tidak menikmati ketika menyiksa jiwa mereka. aku hanya menagih apa yang mereka janjikan kepada ku ketika membuat perjanjian dengan ku!" jawab Ratu Kencana Wungu sambil mengambil satu buah yang berbentuk seperti apel akan tetapi buah itu berwarna keemasan.

Terdengar bunyi yang cukup membuat bulu kuduk berdiri ketika gigi putih Ratu Kencana Wungu mengigit buah tersebut. alam bawah sadar ku justru membayangkan Ratu Kencana Wungu memakan bagian tubuh para manusia yang melakukan perjanjian gaib dengannya.

Seolah mengetahui apa yang aku pikirkan, Ratu Kencana Wungu tersenyum kearah ku sambil menggelengkan kepalanya.

"Nak, Majikan ku yang bernama Gunawan sudah menyadarkan ku. bahwa bangsa jin dan bangsa manusia harus hidup rukun dan berdampingan. Jadi sekali lagi aku mengatakan kepada mu Nak, aku tidak memiliki niat jahat sedikitpun kepada mu. jika aku memiliki niat jahat kepada mu, aku tidak akan menyelamatkan dirimu ketika digulung ombak."

Perkataan Ratu Kencana Wungu seperti sebuah tamparan keras yang menghantam pipi ku. karena apa yang di katakan oleh Ratu Kencana Wungu adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat aku pungkiri. Aku hanya mampu tersenyum canggung kepada Ratu Kencana Wungu dan menyesali kebodohan ku.

Lihat selengkapnya