AIR MATA IBLIS

Kakco
Chapter #9

BAB 9 Mata Yang Melihat Kebenaran

Ketika para penduduk Desa berlarian saat suasana malam ini semakin mencekam dan Patih Lodaya terbang meninggalkan diriku dan juga Ratu Kencana Wungu.

Ratu Kencana Wungu menjelaskan kepada diri ku mengapa aku hanya mampu menyentuh ayah aku akan tetapi ayah ku tidak mampu melihat diri ku.

“Tuan Putri, masih ingat tentang tabir gaib yang menyelimuti Tuan Putri ketika Tuan Putri menaiki Kereta Kencana dan meninggalkan Istana?” Ratu Kencana Wungu menatap ku dengan wajah cantiknya sambil tersenyum manis.

Aku segera menganggukan kepala ku ketika aku mengingat ada semacan selubung tipis, seperti gelembung udara yang menyelimuti ku.

“Tuan Putri, itulah tabir gaib yang menyelimuti tubuh Tuan Putri dan tabir gaib itu baru menghilang sekitar sejam lagi dan aku mohon maafkan diri ku yang tidak berani menghilangkan secara paksa pengaruh tabir gaib tersebut. karena.....” Ratu Kencana Wungu menghela nafasnya dengan kasar sambil menggelengkan kepalanya.

Aku merasa bersyukur karena sejam lagi diriku akan normal dan dapat terlihat lagi layaknya seorang manusia oleh keluarga ku dan juga manusia lainnya.

“Karena apa Ratu?” tanya ku penasaran.

Ratu Kencana Wungu menatap dan mengunci padangannya dengan pandangan ku untuk beberapa saat. Aku bisa melihat jelas rasa iba di wajahnya ketika melihat ku, bagaikan seorang ibu yang mengkhawatirkan keselamatan anak tercintanya.

“Karena Tuan Putri belum memiliki fondasi yang kokoh maka jika aku melenyapkan tabir gaib itu secara paksa maka Tuan Putri akan sangat kesakitan dan rasa sakitnya puluhan kali lebih sakit dari pada saat tubuh tuan putri tergulung oleh ombak di Pelabuhan Ratu.” Jawab Ratu Kencana Wungu sambil tersenyum canggung.

Aku langsung berjengit ketika alam bawah sadar ku mengingat rasa sakit yang diderita oleh tubuh ku ketika tergulung sebuah ombak besar.

“sepertinya tidak ada pilihan lain, aku harus dengan sabar menunggu efek dari tabir gaib ini hilang dengan sendirinya.” Gumam ku lirih sambil melihat Bapak ku dan Pandu yang kini sudah memasuki pekarangan rumah.

“bersabarlah Tuan Putri, nanti aku secara bertahap akan mengajari mu cara untuk memperkuat diri mu!” ucap Ratu Kencana Wungu dengan nada yang menenangkan sambil menorehkan sebuah senyum indah di wajah cantiknya.

Aku ikut tersenyum ketika melihat ratu kencana wungu tersenyum kearah ku, namun beberapa saat kemudian aku melihat patih Lodaya kembali bersama sosok hitam yang menakutkan yang terbang disampingnya.

Tubuh ku segera mengigil ketakutan ketika sosok hitam yang memiliki gigi caling panjang dan mata merah menakutkan terbang semakin mendekat kearah ku. lalu dalam beberapa tarikan nafas berikutnya Patih Lodaya dan Sosok Hitam tersebut mendarat satu meter di depan ku.

Lihat selengkapnya