Setelah cukup lama termenenung sendirian di kamar ku untuk mencari alasan tentang keberadaan ku selama ini, akan tetapi aku sama sekali tidak menemukan alasan yang masuk akal yang bisa kusampaikan kepada keluarga ku dan juga para manusia yang ada di teras rumah ku.
Tok...Tok!
Aku tersadar dari lamunan ku ketika aku mendengar pintu kamar ku di ketuk dan tidak lama setelah itu aku mendengar suara ibu ku.
“Kanaya, klo kamu tidak cape ayo keluar nak kita makan dulu bareng pak kades, pak ustad dan pade Kasman!” teriak ibu ku dari luar kamar ku.
“eh....iya bu tapi Kanaya tidak lapar. Sebentar lagi Kanaya keluar!” ucap ku sambil memandangi Ratu Kencana Wungu.
Ratu Kencana Wungu yang saat ini berada di dalam kamar ku, hanya tersenyum lembut kepada ku sambil mengeringkan rambut ku yang sempat basah terkena air hujan. Sesaat setelah Ratu Kencana Wungu membelai rambut ku yang basah, Rambut ku langsung mengering seperti tidak pernah terkena air hujan.
“Tuan Putri, majikan ku yang bernama Gunawan alias Raja Gempar Bumi pernah mengatakan kepada ku tentang kebohongan yang diperbolehkan dalam agama islam!” ucap Ratu Kencana Wungu sambil memegang pundak ku.
“huh? Benarkah kita boleh berbohong?” tanya ku tidak percaya.
“Raja ku mengatakan, selama tujuan berbohong itu untuk mendatangakan kebaikan maka kita diperbolehkan untuk berbohong. Ketika itu Raja ku berbohong pada saat istrinya memasak makanan sampai gosong. Akan Tetapi Raja Gempar Bumi tetap memakannya dengan sangat lahap. Ketika istrinya yang bernama Riri bertanya apakah masakannya enak atau tidak, Raja Gempar Bumi mengatakan masakan Riri sungguh nikmat dan lezat.” Ratu Kencana Wungu menghentikan perkataannya dan menatap ku dengan bola mata birunya.
“....ingat Tuan Putri, tujuan Gunawan atau Raja Gempar Bumi berbohong untuk menyenangkan pasangannya dan dia tidak berbohong untuk mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri. Dalam hal ini, Tuan Putri bisa berbohong kepada orang tua mu dan para manusia yang ada di sini untuk menenangkan hati mereka atau Tuan Putri mengatakan yang sebenarnya.” Ratu Kencana Wungu berkata sambil menatap perut ku dengan tatapan yang sangat tajam dan sekilas raut wajahnya berubah menjadi tidak senang.
“Ada apa Ratu?” tanya ku kebingungan.
“Tidak...tidak ada apa-apa.” Ratu Kencana Wungu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kepada ku, “jadi apakah Tuan Putri sudah menemukan solusi untuk masalah Tuan Putri? Dan ingat Tuan Putri semua perbuatan kita pasti akan di hisab di akhir zaman.”
Sebelum aku sempat merespon perkataan Ratu Kencana Wungu, tiba-tiba pintu kamar dibuka oleh ibu ku dan ibu ku masuk kekamar ku.
“Kana....” ibu ku menghentikan perkataannya dan menatap ku dari atas kebawah lalu menatap pakaian yang tadi ku kenakan yang ada di lantai, “loh kok rambut kamu dan pakaian kotor kamu tidak basah?”