Air Mata Yang Diharamkan

Temu Sunyi
Chapter #2

Diam yang Berteriak di Dalam Dada


Tanganku gemetar malam itu, namun suaraku tak boleh keluar.

Tubuhku memar, tapi aku harus tersenyum.

Aku duduk di pojok ruangan, memeluk lututku sendiri yang berdarah.

Sambil melihat ibu—Novi—tersungkur setelah mencoba melindungiku.

"Mau jadi pahlawan? Ini bukan dongeng,"

ucap ayah sinis, sebelum kembali memukulnya.

Ibu jatuh di sampingku. Nafasnya terengah, tapi ia masih sempat menyentuh rambutku sambil tersenyum lirih.

"Maafkan Ibu, Nak... Ibu belum bisa menyelamatkanmu."

Aku tidak menjawab.

Bukan karena aku tak ingin, tapi karena aku takut suaraku mengundang pukulan berikutnya.

Lihat selengkapnya