Blurb
Amak Sarita adalah sosok perempuan Minang yang tangguh, seperti perempuan-perempuan Minang pada umumnya, yang harus rela melepaskan empat anak lelakinya satu persatu untuk pergi merantau setelah mereka dewasa. Namun pasti tidaklah mudah bagi Amak Sarita ketika harus melepas si Bungsu menyusul Abang-abangnya ke Jakarta untuk meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Andai ia tahu jika itu adalah juga untuk melepaskan kepergian Hanafi untuk kurun waktu yang tak berbilang, tentulah Amak tak akan membiarkan putra kesayangannya itu melangkah keluar rumah. Keinginan Hanafi untuk berkuliah di kampus ternama di Jakarta memang tak bisa dibendung siapapun. Hingga kemudian Hanafi harus berhadapan dengan sebuah kenyataan yang tak pernah ia bayangkan. Demo besar-besaran yang menggiring seluruh teman-teman di kampusnya membuat Hanafi terseret ke dalam sebuah lingkaran kelam yang mengurungnya selama bertahun-tahun. Airmata Amak Sarita pun telah kering setelah bertahun-tahun ia menangis di atas sajadah usangnya. Berharap kelak bisa menjumpai putra kesayangannya Hanafi. Hingga suatu hari Amak Sarita kedatangan tamu dari luar negeri. Siapakah tamu dari belahan dunia nun jauh di sana yang menyambangi ranah Minang itu? Tak ada yang bisa menebak, bahkan sekalipun Dara Jelita, satu-satunya anak perempuan Amak Sarita.