Air Terjun Misterius

Eddy Tetuko
Chapter #19

Menjemput Korban

Menjelang siang hari ini, setelah melakukan koordinasi dan strategi penjemputan korban. Team penyelamat segera diberangkatkan menuju titik koordinat telah ditentukan.

Dua buah tandu dimasukkan kedalam helikopter. Tali untuk ruffling, terjun dari pesawat helikopter menggunakan tali sudah terpasang.

Lima orang anggota dari Pasukan Komando telah bersiap dengan senjata laras panjang di bahu masing-masing. Sementara ke lima anggota Basarnas, mempersiapkan proses evakuasi, setelah berhasil dijemput nantinya.

Kolonel Hardiman akan memimpin langsung jalannya operasi diberi nama sandi, "Operasi Naga." Akan ikut bersama ke lima Pasukan Komando.

Bersama lima anggota pasukannya telah menaiki helikopter. Mesin pesawat dinyalakan. Baling-baling pesawat mulai berputar, semakin lama semakin kencang, menerbangkan debu ke udara.

Sesaat kemudian pesawat heli mulai terangkat, berputar sembilan puluh derajat, membuat pohon-pohon disekitar bergoyang kencang. kemudian melesat menuju sungai.

Masyarakat dan karyawan berkumpul disekitar jembatan, melambaikan tangan melepas kepergian team penyelamat. Dengan harapan menemukan korban.

Sementara, orang tua, karabat korban menunggu dengan cemas, namun terbesit rasa suka cita setelah mengetahui kabar, bahwasanya lokasi korban telah diketemukan. Melalui sebuah citra foto diabadikan melalui udara.

Apakah kedua korban masih hidup, tidak dapat dipastikan! Sebelum nantinya melihat secara jelas kondisi kedua korban setelah ditemukan, kemudian dibawa ke base camp.

Akan menjadi berita besar bila mana operasi ini berhasil menemukan kedua korban tersisa. Selama ini ditunggu oleh masyarakat luas, seluruh karyawan juga oleh keluarga, dan karabat korban.

Helikopter terus menyusuri sungai menuju titik koordinat sesuai lokasi pengambilan gambar, akan memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit, untuk sampai di sana.

Sudah berada diatas lokasi air terjun, Kolonel Hardiman mengabadikan dengan kamera dibawanya. Pesawat heli tersebut terus terbang melewatinya.

Semua anggota di dalam pesawat mulai siaga mengawasi setiap jengkal daratan sungai dilaluinya. Mulai terbang rendah. Hiruk pikuk monyet berekor panjang, berjumpalitan dari pohon ke pohon. Melarikan diri!

Tidak lama lagi akan sampai di batu besar. Seluruh anggota di dalam pesawat heli tidak menyadarinya. Bahwasanya ada sesuatu di sana!

Di bawah terlihat air sungai mulai meninggi, sudah mencapai bibir batu besar. Dimana Andin, dan Raymond masih belum sadarkan diri. Terkapar di landasan permukaan batu. Akan menghanyutkan kembali kedua insan tidak berdaya itu.

Darah segar, terus mengalir dari sela-sela baluran luka Raymond. Menarik perhatian dua predator buaya besar mengedus mangsanya!

Turun bersama dari kedua tebing di kiri, kanan sungai. Menghampiri dua sosok manusia, tergeletak tidak berdaya! Tinggal sejengkal lagi, kedua mahluk besar melata itu mencapai bibir batu.

Kedua kaki depan dengan cakar tajam sudah mencengkeram, menapak bebatuan. Merayap perlahan. Siap melumat tubuh Andin, dan Raymond!

Terlihat oleh Pasukan Komando!

"Lihat, Komandan! Di bawah batu besar itu! Sepertinya dua sosok manusia akan diterkam buaya, dari kiri, kanan!

Di saat genting. Pasukan Komando beraksi, melepaskan tembakkan diarahkan ke buaya besar itu!

Terbang rendah mengitari batu besar, sambil terus melepaskan tembakkan ke arah kedua buaya besar itu tanpa ampun!

Tembakan senapan kaliber berat itu, dilesakkan oleh beberapa Pasukan Komando dari atas Helikopter. Datang tepat pada waktunya! 

Setelah berhasil menewaskan ke dua predator itu. Empat anggota Pasukan Komando, segera terjun ke bawah mengamankan situasi.

 Dua buah tandu diturunkan segera, kedua korban dibaringkan di atas tandu, kemudian ditarik masuk ke dalam helikopter bersama empat anggota pasukan. Langsung diterbangkan menuju base camp, Bukit Seluma!

Saat itu juga air sungai menenggelamkan batu besar, menyeret kedua buaya besar itu, Hanyut terbawa arus deras sampai jauh ke hilir.

Kolonel Hardiman memberitakan melalui radio, diterima oleh anggota lainnya telah menunggu di base camp.

"Korban telah berhasil ditemukan, persiapkan evakuasi segera!"

Pesawat helikopter puma membawa dua korban Andin, dan Raymond telah sampai. Berputar sekali, kemudian turun di landasan tanah lapang. Telah menunggu dua mobil ambulans, kemudian dilarikan ke posko darurat. Dilakukan pemeriksaan menyeluruh, sebelum diangkut dengan helikopter puma kembali. Dibawa kerumah sakit Bengkulu saat itu juga!

Bergegas keluarga, karabat korban, staff perusahaan menyusul. Menggunakan mobil dinas proyek. Tidak ketinggalan ke lima korban lainnya ikut serta. Olivia, Astrid, Bambang serta Marcel, dan Arief.

Di rumah sakit Andin, dan Raymond dimasukkan ke dalam ruang Instalasi Gawat Darurat. Keduanya diberi infus, diberikan pertolongan pernafasan oxygen.

Ibu Andin , Ibu Dian Ibu Murni, Hermanto, Budianto juga Cassandra beserta ke lima rekannya hanya bisa melihat dibalik sekat kaca transparan. Tangis haru memenuhi ruangan.

Kolonel Hermanto berada dalam satu ruang menyalami Hermanto.

"Saya kira putri Bapak akan baik-baik saja, Saya turut mendoakan secepatnya akan pulih kembali."

"Terimakasih, Pak Hardiman, Nantinya saya akan mengundang Bapak, untuk merayakan kesembuhan anak saya."

Bergantian Kolonel Hardiman menyalami Ibu Andin, Ibu Murni dan yang lainnya sebelum berpamitan.

Lihat selengkapnya