Dani dan Airin duduk di lantai yang sudah di alasi sobekan kertas. Sekeras apapun mereka mencoba membuka pintu tetap saja pintunya tidak mau terbuka hingga akhirnya mereka berdua menyerah kemudian beristirahat.
"Tempat ini aneh ya?" Airin memperhatikan sekeliling rumah ini.
"Iya, udah gitu serem lagi," jawab Dani setuju.
"Dani, Airin mau pulang mau ketemu Bunda sama Ayah," ujar Airin mulai rindu kepada kedua orangtuanya.
"Aku juga ingin ketemu Mama Papa tapi nggak tahu caranya apalagi cara keluar dari tempat ini," ucap Dani tertunduk lesu.
Airin merasa sedih. Andai saja tadi ia tidak mengambil tas di kelas mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Namun apakah benar karena gara-gara Airin mengambil tas lalu lingkungan menjadi berubah dalam sekejap?
Begitu juga dengan Dani padahal ia hanya menutup mata untuk bermain tebak-tebakan tapi dirinya malah tiba di sebuah ruangan dengan kodisi terikat. Ia ingat, awalnya semua baik saja namun keheningan mulai terjadi bahkan suara teman-temannya dan Bu Ayu tak lagi terdengar.
Dani juga ingin pulang ke rumah dan makan masakan Mamanya yang enak tapi sekarang Dani berserta Airin terjebak entah di tempat apa. Minta pertolongan juga kepada siapa? keduanya benar-benar tidak mengerti.
Lampu di rumah ini masih berfungsi dan otomatis menyala saat malam hari menjelang. Airin tidak berani beranjak dari tempat duduknya serta memperingatkan Dani untuk tak pergi kemana-mana. Kalaupun ingin pergi, harus meminta Airin menemani begitupun sebaliknya. Dani menganggukkan kepalanya mengerti mendengar permintaan Airin.
Dani merasa lapar lalu membangunkan Airin yang tengah tertidur.
"Airin bangun, aku lapar!" Dani mengguncang lengan Airin supaya terbangun.
Airin mengucek matanya. "Ada apa?"
"Aku lapar, apa di tas kamu ada makanan?" tanya Dani.
Airin membuka tasnya kebetulan satu roti coklat ada disana kemudian Airin memberikan pada Dani dan kembali tidur lagi.
"Airin gak mau?" Dani memberikan roti coklat yang dipegang kepada Airin.
"Nggak, buat kamu aja aku mau tidur lagi," sahut Airin kemudian menutup matanya.
Setelah beberapa menit Dani kembali mengguncang lengan Airin.
"Aku haus Airin," ungkap Dani.
"Kamu nggak bawa botol minum?" tanya Airin.
"Bawa tapi sudah habis." Dani memperlihatkan botol kosong di depan Airin.
Airin mengeluarkan botol minumnya yang ternyata kosong juga. Padahal Dani sangat ingin minum setelah memakan roti coklat.
Airin duduk dengan benar menyimpan kedua botol dihadapannya lalu tangannya diarahkan ke sana. Secara ajaib di kedua botol kosong itu sudah terisi penuh air menggunakan kekuatan Airin.
"Ini botol minuman kamu." Airin memberikan satu botol kepada Dani juga memasukkan botol minum miliknya ke dalam tas.
Dani langsung meneguk air minum itu hingga setengahnya. Ia benar-benar haus dan akhirnya rasa haus itu hilang seketika.