Airin kembali mengisi botol minuman Dani sampai terisi penuh menggunakan kekuatannya.
"Kamu harus sedikit-sedikit minumnya." Airin memberikan botol minum ke Dani.
"Aku kan haus jadi nggak bisa sedikit," jawab Dani langsung minum kembali.
"Tapi kekuatan aku kayak mau hilang. Kalau hilang, airnya mau darimana coba?"
Dani mengangguk kecil ada benarnya kalau kekuatan Airin menghilang terus persediaan air mereka habis lalu akan darimana lagi sumbernya?
Airin dan Dani sama-sama terdiam memikirkan bagaimana cara kembali pulang. Keduanya yakin pasti akan ada jalan keluar di sekitar sini namun mereka berdua tak bisa menemukannya.
"Gimana kalau kita berpencar?" usul Dani menemukan ide.
Airin menggeleng cepat." Gak mau!" tolak Airin tidak setuju.
"Kenapa? kan kalau berpencar lebih cepat ketemu jalan keluarnya," ujar Dani heran.
"Gak mau, Airin mau sama Dani kemanapun Dani pergi," keukeh Airin tidak mau sendirian.
Dani kembali terdiam memikirkan cara lain. Airin turun dari pos ronda mengingat sesuatu.
"Ayo kita cari lagi pintunya!" ucap Airin.
Dani beranjak dari pos ronda. "Kamu yakin ingat jalannya kemana?" tanyanya.
Airin mengangguk kemudian mulai berjalan lebih dulu tapi Dani malah diam ditempatnya.
"Ayo!" Airin menarik Dani agar segera pergi.
Airin melihat kanan-kiri jalan berusaha mengingat waktu pertama kali datang ke sini. Ia juga melirik sekilas rumah yang membuat dirinya terjebak semalaman sambil mempercepat langkahnya disusul Dani yang kebingungan. Airin juga mengingat perkebunan pisang pernah dilewatinya dan kalau tidak salah pintu itu ada di sekitar kebun pisang ini.
"Kenapa berhenti Airin?" tanya Dani.
"Disini pintunya." Airin menunjuk letak pintu yang masih jelas diingatannya.
"Dimana, kok Dani tidak bisa melihatnya?" tanya Dani heran.
Airin menggaruk kepalanya. "Disini. Airin yakin pintunya ada disini, tapi kok gak ada ya?" bingung Airin.
Dani berkeliling memeriksa deretan pohon pisang mungkin saja menyembunyikan pintu yang Airin maksud namun tetap tidak ada.
Airin juga memeriksa pohon pisang di sekitarnya dan hasilnya sama tidak ada apapun. Saat Airin fokus mencari keberadaan pintu sebuah kaki keriput menghadang jalan Airin.
"AIRIN LARII!?" teriak Dani melambaikan tangannya.
Airin mengerutkan keningnya menoleh pada Dani begitu mendongak ke atas, Nenek yang Airin temui pertama kali menatapnya membuat Airin ketakutan dan berlari kencang mengikuti Dani yang sudah mendahuluinya. Airin dan Dani berhenti karena napasnya hampir habis setelah berlari tak tentu arah.
"Kok nenek itu bisa muncul lagi?" tanya Dani ngos-ngosan.
"Airin juga gak tau, serem kan?" jawab Airin.